PBB Tunjuk Sigrid Kaag Jadi Koordinator Khusus Bantuan untuk Gaza

Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menunjuk Sigrid Kaag sebagai koordinator khusus pengiriman bantuan kemanusiaan untuk Gaza.

Dalam sebuah pernyataan, PBB menyebut Sigrid Kaag akan menjadi koordinator senior kemanusiaan dan rekonstruksi di Gaza mulai 8 Januari 2024 mendatang.

“Dalam peran ini dia akan memfasilitasi, mengoordinasikan, memantau, dan memverifikasi pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza,” demikian pernyataan PBB, seperti dikutip Reuters.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Dia juga akan membentuk mekanisme untuk mempercepat bantuan ke Gaza, melalui negara-negara yang tidak terlibat konflik,” lanjut pernyataan tersebut.

Penunjukan Kaag ini merupakan bagian dari resolusi di Dewan Keamanan PBB (DK PBB) yang diadopsi pada Jumat (22/12) lalu, untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan di Gaza.

Saat ini Kaag sedang berada di penghujung masa jabatannya sebagai Menteri Keuangan Belanda.

Sebagai seorang diplomat veteran di PBB, dia juga pernah mengepalai tim ahli senjata internasional, yang bertugas mengawasi pemusnahan persediaan bahan kimia Suriah.

Resolusi DK PBB Jumat lalu tidak menyerukan gencatan senjata, meski telah berkali-kali menunda voting dan negosiasi intens demi menghindari veto Amerika Serikat.

Resolusi terbaru itu menyerukan “langkah-langkah mendesak untuk segera memungkinkan akses kemanusiaan yang aman, tanpa hambatan, dan memperluas akses kemanusiaan serta menciptakan kondisi untuk penghentian permusuhan yang berkelanjutan”.

Di tengah agresi Israel yang kian brutal di Gaza, AS memilih abstain atas resolusi yang dirancang oleh Uni Emirat Arab tersebut.

AS dan Israel menolak gencatan senjata tertuang dalam resolusi, lantaran menganggap hal itu hanya akan menguntungkan kelompok Hamas.

Sebaliknya, AS hanya mendukung “jeda pertempuran”, demi membebaskan lebih dari 100 sandera yang masih ada di Gaza.

 

Hingga kini, Otoritas Kesehatan Palestina di Gaza menyebut hampir 21 ribu orang tewas usai agresi Israel dimulai pada 7 Oktober lalu.

Diduga masih ada ribuan orang lainnya yang tewas dan hilang terkubur di bawah puing dan reruntuhan bangunan di Gaza.