Kisah Miris Franco Morbidelli, Anak Didik Valentino Rossi yang Frustrasi karena sang Ayah Tewas Bunuh Diri

JOKERBOLA– KISAH miris Franco Morbidelli, anak didik Valentino Rossi yang frustrasi karena sang ayah tewas bunuh diri akan dibahas Okezone di artikel ini. Ya, Morbidelli mengalami kehidupan yang cukup pahit sebelum mentasi di MotoGP.

Pembalap yang di MotoGP 2024 ini membela Pramac Ducati itu dikenal sebagai salah satu anak didik terbaik Valentino Rossi. Menimba ilmu di Akademi VR46, Morbidelli pun menjelma menjadi salah satu pembalap yang menjanjikan.

Namanya menjadi sorotan usai menjadi juara dunia Moto2 2017. Pencapaian itu luar biasa karena sebelumnya selama empat musim di Moto2, sedari 2013-2016, Morbidelli melewati berbagai rintangan yang luar biasa.

Berkat penampilan apiknya di Moto2 2017 hingga menjadi juara dunia, Morbidelli lantas naik kelas ke MotoGP pada 2018 dan bergabung dengan Marc VDS, tim satelit Honda. Setahun setelahnya ia pindah ke tim satelit Petronas Yamaha SRT, hingga dipercaya ke tim pabrikan Yamaha di 2021.

 

Sayangnya performa Morbidelli sempat melempem hingga membuatnya pun didepak dari Yamaha di pengujung MotoGP 2023. Kini, ia mantap bergabung dengan tim satelit Ducati, yakni Pramac Ducati untuk MotoGP 2024.

Terlihat perjalanan Morbidelli begitu lancar untuk bisa naik ke kelas MotoGP. Namun, semua itu ternyata dilalui Morbidelli dengan jalan yang tidak mudah.

Perlu diketahui, Morbidelli memiliki bakat membalap karena ayahnya, Livio Morbidelli merupakan mantan pembalap asal Italia. Livio pun berjumpa dengan wanita Brasil bernama Cristina dan lahirlah Morbidelli pada 4 Desember 1994.

Sebagai anak pembalap, Morbidelli sejak kecil sudah mengenal baik dengan balapan. Bahkan ia sudah terbiasa dengan balapan motomini sewaktu kecil.

Livio lantas memasukkan Morbidelli ke sekolah balap Rossi, Akademi VR46 sewaktu berusia 15 tahun. Livio rela menjual rumahnya di Roma dan pindah ke Tavullia hanya untuk mendukung Morbidelli agar bisa menjadi pembalap hebat.

Hanya saja, Morbidelli dikejutkan saat mendapatkan kabar ayahnya ditemukan gantung diri pada 13 Januari 2013. Ia pun langsung frustrasi dan tidak balapan selama 10 bulan.

Saat itu untungnya Federasi Balap Motor Italia bergerak cepat mendukung Morbidelli. Ia bahkan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti balapan kelas Superstock 600 bersama Kawasaki.

 

“Saya dibantu untuk terus fokus pada balap motor. Bangkit dengan cepat dari tragedi, dan hanya berpikir soal balapan,” jelas Morbidelli, dikutip dari Motorsport, Jumat (12/1/2024).

Hebatnya, Morbidelli yang mendapatkan dukungan penuh itu pun berhasil terlepas dari tekanan dan frustrasi. Alhasil, ia mampu memenangkan kompetisi yang ia ikuti kala itu.

“Saya dapat membalap tanpa tekanan dan pikiran menjadi juara. Hasilnya, saya mampu membalap dengan lebih baik dan lebih cepat,” tutup Morbidelli.

Sumber: Rivan Nasri Rachman, Jurnalis