Gelombang Panas Korea Selatan Picu 23 Orang Tewas, KBRI Seoul Rilis Imbauan dan Panduan untuk WNI

Gelombang panas di Korea Selatan (Korsel) telah menelan korban jiwa setidaknya 23 orang. Jumlah kematian terkait suhu ekstrem ini dilaporkan lebih dari tiga kali lipat dari tahun 2022 lalu. Demikian diumumkan pihak berwenang Korea Selatan pada Rabu 2 Agustus 2023.

Di Korea Selatan, sebanyak 21 orang meninggal karena penyakit yang diduga terkait panas antara 20 Mei dan akhir Juli, sementara dua kematian dilaporkan terjadi pada Selasa 1 Agustus saja.

Sementara itu, peringatan cuaca panas pemerintah bertahan pada level tertinggi.

Melihat kondisi tersebut, KBRI di Seoul kemudian mengeluarkan imbauan untuk para warga negara Indonesia (WNI) di Korea Selatan.

“Korea Meteorogical Administration (KMA) melalui Public Safety Alert, telah menerbitkan peringatan mengenai adanya gelombang panas yang sedang melanda wilayah Korea Selatan. Estimasi KMA suhu dapat mencapai 35 derajat Celcius dan lebih,” demikian KBRI Seoul mengumumkan melalui akun resmi Instagram @indonesiainseoul yang dikutip Sabtu (5/8/2023).

Dalam pengumuman tersebut, KBRI Seoul juga mengeluarkan panduan keselamatan terkait upaya menangani situasi cuaca panas ekstrem di Korea Selatan. Berikut ini di antaranya:

Gunakan tabir surya, minum cukup dan hindari aktivitas berat di luar ruangan saat suhu tinggi.
Kenakan pakaian pelindung
Perhatikan gejala kelelahan akibat suhu panas
Pastikan diri Anda dapat menjangkau tempat sejuk dengan mudah
Dalam keadaan darurat hubungi 119 atau hotline darurat KBRI Seoul di nomor: 010-5394-2546
Di tengah cuaca panas ekstrem tersebut, saat ini Korsel menjadi tuan rumah Jambore Pramuka Dunia ke-25, yang diadakan di Area Reklamasi Saemangeum.

Sebanyak 400 kasus penyakit terkait suhu panas dilaporkan dari penyelenggaran kegiatan tersebut. Sekitar 43.000 Pramuka muda dari 158 negara saat ini berpartisipasi dalam acara dunia tersebut.

Sebelumnya, pemerintah Korea Selatan telah menaikkan peringatan gelombang panas menjadi “serius”, level tertinggi dalam sistem peringatan empat tahap. Langkah itu merupakan pertama kalinya dalam empat tahun terakhir.

Peringatan tingkat serius dikeluarkan ketika suhu tinggi harian tetap pada 35 derajat Celcius atau lebih tinggi di banyak bagian negara selama setidaknya tiga hari atau ketika suhu tertinggi harian tetap pada 38 derajat Celcius atau lebih tinggi di beberapa bagian negara selama setidaknya tiga hari.

Sementara itu, Kontingen Gerakan Pramuka Indonesia ikut serta dalam Jambore Pramuka Sedunia ke-25 (25th World Scout Jamboree) di Korea Selatan, 1 sampai 12 Agustus 2023.

Kontingen Indonesia berkekuatan 1.569 orang yang dipimpin Ketua Kontingen, Mayjen TNI Mar (Purn) Yuniar Ludfi tetap bertahan, meskipun cuaca amat panas mencapai 38 sampai 40 derajat Celcius di siang hari. Selain itu, tetap solid dan bersemangat mengikuti kegiatan akbar empat tahun sekali itu.

Menurut informasi dari Wakil Ketua I Kwartir Nasional Pramuka Ahmad Rusdi, yang dikutip Sabtu (5/8/2023), Kontingen Indonesia yang umumnya terdiri dari peserta didik berusia 14-17 tahun mendapat perhatian penuh para pembina pendampingnya. Meski beberapa anak dirawat karena kepanasan dan kaki terluka serta terkilir, tetapi semuanya sudah berhasil dirawat dengan baik dan dinyatakan boleh kembali ke tenda masing-masing.

Kontingen Pramuka dipandu oleh Duta Besar Ahmad Rusdi (Dubes RI di Bangkok 2016-2020), Wakil Ketua Kwartir Nasional/Ketua Komisi Kerjasama Dalam dan Luar Negeri yang menjabat sebagai Ketua Kontingen dari gelombang kedua kedatangan Pramuka Indonesia pada Jambore Dunia 2023.

“Pihak Kontingen Indonesia melalui tim dokter dan sekretariat juga memberikan pendampingan penuh, termasuk penyediaan transportasi, pembelian obat, dan penyediaan kursi roda serta tongkat penyangga untuk yang memerlukannya,” ucap Ahmad Rusdi.

Pada momen Jambore Pramuka Dunia ke-25 (25th World Scout Jamboree) di Korea Selatan ini, sejumlah media massa menyebutkan 800 peserta (sebelumnya disebut 400) Jambore terpaksa dilarikan ke rumah sakit yang sebagian besar karena kepanasan, serta keluhan sanitasi dan makanan yang kurang baik.

Merespons kabar tersebut, Ahmad Rusdi mengatakan bahwa Pemerintah Korea Selatan telah memberikan perhatian penuh pada masalah-masalah yang terjadi, antara lain;

Menerjunkan pasukan tentara Korea untuk membantu mengatasi masalah sanitasiPerbaikan unit yang diperlukan, dan memperbaiki jalan yang masih tergenang air.
Pihak Kementerian Kesehatan dan Palang Merah Korea Selatan juga telah menambah dokter dan paramedis serta peralatan termasuk sejumlah bus berpendingin udara yang dilengkapi unit perawatan medis.
World Organization of the Scout Movement, organisasi gerakan kepramukaan sedunia, juga telah bekerja sama dengan pihak panitia penyelenggara untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada. Mulai dari masalah sanitasi, kesehatan, makanan, sampai transportasi di dalam bumi perkemahan.
Sementara Gubernur Provinsi Jeollabuk, tempat penyelenggaraan acara itu, mendukung penuh Kontingen Indonesia dengan tambahan makanan dan minuman halal.

Secara keseluruhan, kontingen yang juga dipimpin oleh Wakil Ketua I, Ahmad Rusdi, dan Wakil Ketua II, Berthold Sinaulan, mendapat dukungan penuh pula dari Kedutaan Besar RI di Korea Selatan, yang memperhatikan kondisi seluruh anggota kontingen.

Selain itu, pihak Kedubes RI juga segera menyiapkan kendaraan untuk memudahkan pimpinan kontingen dan tim dokter untuk mengecek kondisi seluruh peserta Indonesia yang tersebar di berbagai tempat dalam area sekitar 8 kilometer persegi ini.

Para Pembina Pendamping juga telah lebih memperketat pengawasan kepada adik-adik peserta dengan antara lain memperhatikan lebih teliti kesehatan tiap anggota, serta membatasi pergerakan dan menentukan apakah akan terus atau berhenti sementara mengikuti kegiatan bila cuaca amat panas. Seperti yang terjadi pada 4 Agustus 2023, di mana panitia atas anjuran Pemerintah Korea Selatan menghentikan semua kegiatan di luar ruangan, agar peserta dan panitia dapat kesempatan beristirahat.

Kontingen Gerakan Pramuka Indonesia juga memohon doa restu masyarakat Indonesia agar dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik, lancar, dan tanpa kendala berarti sampai akhir kegiatan dan kembali ke Tanah Air dalam keadaan sehat dan selamat.

Sumber: Liputan 6