AS Bentuk Pertahanan Siber Penangkal Ancaman AI, Bagaimana RI?

Amerika Serikat sudah mulai mengambil langkah pasti untuk menghadapi ancaman kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Diprakarsai Badan Keamanan Nasional (NSA), AS membentuk pusat keamanan kecerdasan buatan yang dianggap sebagai sebuah misi penting seiring semakin meningkatnya kemampuan AI, dikembangkan, serta diintegrasikan ke dalam sistem pertahanan dan intelijen AS.

Jenderal Angkatan Darat AS Paul Nakasone mengatakan pusat keamanan AI itu akan tergabung dalam Pusat Kolaborasi Keamanan Siber NSA.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini merupakan tempat NSA bekerja sama dengan industri swasta dan mitra internasional untuk memperkuat basis industri pertahanan AS dari ancaman musuh yang dipimpin China dan Rusia.

“Kami mempertahankan keunggulan dalam AI di Amerika Serikat saat ini. Keunggulan AI itu tidak boleh dianggap remeh,” ungkap Nakasone di National Press Club, mengutip Associated Press, Selasa (3/10).

Secara khusus, Nakasone menekankan ancaman dari Beijing terkait kecanggihan AI ini.

Ketika ditanya apakah AS telah mendeteksi upaya Rusia atau China untuk memengaruhi pemilihan presiden AS tahun 2024, Nakasone mengatakan, “Kami belum melihatnya.”

Dia mencatat sejumlah pemilihan umum akan berlangsung di seluruh dunia sebelum itu dan mengatakan bahwa AS akan bekerja sama dengan mitra dan sekutu untuk membantu menghalangi upaya semacam itu.

Dalam beberapa bulan terakhir, China dikabarkan telah meningkatkan operasi siber yang berfokus pada lembaga-lembaga AS dan sekutunya.

Para peneliti keamanan siber menyebut ini kemungkinan termasuk menyiapkan malware yang dirancang untuk mengganggu komunikasi militer.

AS dan Jepang juga sudah mengeluarkan peringatan bahwa hacker China menargetkan pemerintah, industri, telekomunikasi, dan entitas lain yang mendukung militer mereka.

“AI membantu kami, tetapi keputusan kami dibuat oleh manusia. Dan itu adalah perbedaan yang penting,” kata Nakasone.

“Kami melihat adanya bantuan dari kecerdasan buatan. Namun pada akhirnya, keputusan akan dibuat oleh manusia dan manusia di dalamnya,” imbuhnya.

Pendirian pusat keamanan AI ini menyusul studi NSA yang mengidentifikasi pengamanan model AI dari pencurian dan sabotase sebagai tantangan keamanan nasional yang besar.

Terutama, karena teknologi AI generatif muncul dengan potensi transformatif yang sangat besar baik untuk kebaikan maupun kejahatan.

Nakasone mengatakan lembaga ini akan menjadi “titik fokus NSA untuk meningkatkan wawasan intelijen asing, berkontribusi pada pengembangan pedoman praktik terbaik, prinsip-prinsip, evaluasi, metodologi, dan kerangka kerja risiko,”

Baik untuk keamanan AI maupun untuk mempromosikan pengembangan dan adopsi AI yang aman di dalam “sistem keamanan nasional dan basis industri pertahanan kita.”

Dia mengatakan pihaknya akan bekerja sama dengan industri, laboratorium nasional, akademisi, dan Departemen Pertahanan serta mitra internasional