Titik Minus Relasi NasDem-Jokowi Usai 2 Menteri Terseret Korupsi

Dua menteri dari Partai NasDem di Kabinet Indonesia Maju Pemerintahan Presiden Joko Widodo tersandung kasus korupsi. Setelah Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, kini giliran Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Syahrul disebut-sebut jadi tersangka dalam perkara dugaan korupsi di lingkungan Kementerian Pertanian. Sementara Jhonny terjerat kasus korupsi pembangunan menara BTS 4G BAKTI Kominfo dan saat ini tengah menjalani proses hukum.

Syahrul kini telah mengajukan pengunduran diri sebagai menteri. Jika ia resmi mundur, maka tersisa Siti Nurbaya Bakar, satu-satunya kader NasDem yang kini menjabat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) di kabinet Jokowi.

Pilihan politik NasDem kini berseberangan dengan pemerintahan Jokowi setelah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden di Pilpres 2024.

NasDem menjadi satu-satunya partai koalisi yang tidak diundang di Istana oleh Jokowi. Jokowi pun mengaku tak mengundang Surya Paloh dalam pertemuan itu karena NasDem telah membentuk poros koalisi di luar pemerintah dengan mengusung Anies.

Dalam wawancara eksklusif dengan CNN Indonesia, Surya Paloh merasa partainya sudah tak lagi dibutuhkan oleh Jokowi di dalam koalisi pendukung pemerintah.

Namun, Paloh enggan membawa partainya itu keluar dari kabinet meski sudah merasa tak dibutuhkan. Paloh tetap ingin mendukung pemerintahan Jokowi hingga usai.

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro mengatakan terjeratnya dua menteri NasDem dalam kasus hukum menjadi sinyal keras dari Istana bahwa hubungan antara Presiden Jokowi dengan Partai NasDem sedang tidak baik-baik saja.

“Sedang dalam titik minus, bukan lagi titik 0 atau titik plus tapi titik minus. Titik terendah relasi antara Presiden Jokowi dengan Partai NasDem karena ini sudah kali kedua menteri NasDem tersangkut kasus hukum,” kata Agung kepada CNNIndonesia.com, Jumat (6/10).

Apalagi, Jokowi tak memberikan pesan yang meringankan permasalahan NasDem yang tengah dihadapi saat ini.

Hal itu terbukti ketika Johnny G. Plate tersandung kasus korupsi pembangunan menara BTS 4G BAKTI Kominfo beberapa waktu lalu.

Jokowi tak menunjuk kader NasDem sebagai Menkominfo baru pengganti Johnny. Jokowi justru menunjuk Budi Arie yang merupakan Ketua relawan Pro Jokowi (Projo).

“Artinya kursi NasDem di kabinet dikurangi. Ketika nanti Syahrul Yasin Limpo mengundurkan diri atau tak lagi di kabinet dan penggantinya bukan dari NasDem, maka ini semakin jelas bahwa hubungan antara NasDem dan Presiden Jokowi memang sedang berada di titik terendah,” ujarnya.

Selain itu, kata dia, secara personal, kasus hukum yang menjerat dua menteri NasDem menjadi preseden negatif hubungan antara Surya Paloh dengan Jokowi yang selama ini dianggap sebagian kalangan sebagai sahabat dekat.

Awal hubungan memburuk
Menurut Agung, memburuknya hubungan antara Surya Paloh dengan Jokowi lantaran NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres di Pilpres 2024 dengan mengusung narasi perubahan.

“Ini menegaskan kembali bahwa hubungan antara mereka berdua memburuk. Bahkan, itu semua tak bisa dipungkiri akibat Anies dideklarasikan sebagai capresnya NasDem dengan membawa narasi perubahan,” ucap Agung.

Oleh karena itu, Agung menyarankan agar NasDem menarik Siti Nurbaya dari kabinet pemerintahan Jokowi agar maksimal dalam membawa narasi perubahan tersebut.

“Jadi sebelum ekses politiknya mengemuka sebagaimana yang dialami Pak Syahrul dan Pak Jhony Plate, Bu Siti sekalian mundur saja,” tandasnya.

Kendati demikian, Agung melihat kans NasDem tetap bertahan dalam koalisi pemerintahan Jokowi cukup besar. Ia berpendapat, konsistensi NasDem mengawal Jokowi hingga masa jabatannya usai akan membahayakan NasDem jelang Pilpres 2024.

“Tarik Ibu Siti Nurbaya, kemudian Syahrul mengundurkan diri segera karena ini sudah membahayakan partai menjelang Pilpres 2024, sehingga NasDem punya energi untuk bagaimana memitigasi kasus-kasus hukum lain di antara kader-kadernya,” kata Agung.

Agung menyebut komitmen menyelesaikan tugas di pemerintahan Jokowi hingga akhir menjadi salah satu pertimbangan NasDem tak angkat kaki dari koalisi, meski dua menterinya tersandung kasus korupsi.

SUMBER:CNN