Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang melanda Gunung Lawu, meluas sampai 120 hektare. Sejumlah warung juga dilaporkan hangus terbakar.
Hal itu dikatakan Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jatim, Satriyo Nurseno. Sementara penyebab kebakaran belum diketahui.
“Luas area terbakar kurang lebih 120 hektare,” kata Satriyo saat dikonfirmasi, Senin (2/10)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karhutla yang terjadi di Gunung Lawu Petak 40, Desa Giri Mulyo, Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi, ini diketahui terjadi sejak Jumat (29/9) malam.
Sejumlah warung di wilayah Gunung Lawu tepatnya di Hargo Dalem juga dilaporkan terbakar sejak Minggu (1/10) kemarin.
Satriyo mengatakan saat ini kondisi kebakaran hutan di Gunung Lawu belum padam. Namun titik api disebut masih jauh dari permukiman warga.
“Kondisi api saat ini belum padam dan api mengarah ke barat menuju puncak Gunung Lawu,” katanya.
“Titik api di wilayah ini sudah terpantau beberapa kali dan berhasil dipadamkan, tetapi titik api kembali menyala,” tambahnya.
Akses jalan yang curam serta kondisi angin yang kencang membuat kebakaran di Gunung Lawu ini relatif sulit dipadamkan.
“Medan yang curam dan angin yang kencang,” ucap dia.
BPBD rencananya akan mengerahkan helikopter milik BNPB untuk melakukan pemadaman melalui udara atau water bombing.
“Pemadaman Kahutla rencananya menggunakan water bombing di area Gunung Lawu Kabupaten Ngawi,” terangnya.
Saat ini, kata dia, petugas telah mendirikan posko peninjauan di Desa Ngrayudan, Kecamatan Jogorogo.
Atas peristiwa karhutla ini, Bupati Ngawi pun menetapkan status tanggap darurat bencana Karhutla Gunung Lawu selama 14 hari.
“Bupati Ngawi menetapkan Status Tanggap Darurat kejadian bencana Karhutla Gunung Lawu nomor 188/246/404.101.2/B/2023 selama 14 hari, terhitung sejak tanggal 30 September hingga 13 Oktober 2023,” tandasnya.