Tokoh liberal pro-Amerika Serikat, Javier Milei, terpilih menjadi presiden baru Argentina pada Minggu (19/11).
Milei disebut memiliki pandangan liberal radikal untuk memperbaiki perekonomian akibat terhantam inflasi parah, potensi resesi, dan peningkatan angka kemiskinan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Milei berhasil menang dengan mendapat suara 56 persen dan saingannya, Menteri Ekonomi Peronis Sergio Massa, mendapat 44 persen suara.
“Jelas hasilnya tidak sesuai harapan. Saya sudah menghubungi Javier Milei untuk mengucapkan selamat,” kata Massa, dilansir dari Reuters.
Tantangan yang akan dihadapi Milei dalam masa jabatannya sebagai presiden Argentina kali ini tidak mudah. Argentina saat ini memiliki masalah kas pemerintahan dan bank sentral yang kosong, program utang Dana Moneter Internasional (IMF) sebesar US$44 miliar, inflasi mendekati angka 150 persen, serta berbagai kerumitan kontrol modal lainnya.
Dikutip dari The World Bank, angka kemiskinan di Argentina berdasarkan populasi menembus angka 39,2 persen pada 2022 akibat inflasi.
Milei memiliki rencana strategi untuk memulihkan perekonomian dengan terapi kejut ekonomi. Milei akan menutup bank sentral, membuang peso dan memotong pengeluaran negara. Strategi ini dinilai menjanjikan di tengah kemarahan warga karena lesunya perekonomian.
“Milei adalah sesuatu yang baru, dia sedikit tidak dikenal dan sedikit menakutkan, tapi ini saatnya untuk membuka halaman baru,” kata Cristian, pekerja restoran berusia 31 tahun.
Pemilihan umum dinilai masyarakat Argentina sebagai cara yang paling tepat untuk menghindari kejahatan atau kecurangan politik.
Milei selama ini dikenal sebagai tokoh yang disukai masyarakat muda Argentina.
“Generasi kita mendorong kepemimpinan Milei untuk menghentikan negara kita menjadi pariah,” kata Agustina Lista, 22, pelajar di Buenos Aires.
Milei kerap mengkritik negara-negara seperti China dan Brasil serta menyatakan tidak akan berhubungan dengan negara sosialis hingga komunis. Milei cenderung ingin mempererat hubungan dengan pemerintah Amerika Serikat.
Terpilihnya Milei sebagai presiden merombak dunia politik dan ekonomi Argentina yang berdampak pada perdagangan biji-bijian, litium, dan hidrokarbon.
Di balik berbagai harapan perubahan positif Argentina dengan presiden barunya, sejumlah masyarakat justru khawatir dengan kepemimpinan Milei.
“Pemilu ini menandai perpecahan besar dalam sistem perwakilan politik di Argentina,” kata Julio Burdman, direktur konsultan Observatorio Electoral.
Sebagian masyarakat mengatakan takut akan kebijakan Milei mudah berubah dan rencana “gergaji mesin” yang bisa mempersempit ukuran negara bagian.
Milei melakukan berbagai pertentangan dengan mengkritik Paus Fransiskus, mendukung pelonggaran undang-undang senjata, dan sangat anti-aborsi.
Milei sering membawa gergaji mesin yang menjadi simbol pemotongan. Namun, pada masa menjelang pemilu, Milei tidak lagi membawa gergaji tersebut untuk meningkatkan citranya.
Kongres yang saat ini terbentuk dalam pemerintahan sangat terfragmentasi. Hal ini menandakan bahwa tidak ada blok mayoritas dan Milei harus mencari dukungan faksi lain untuk mengesahkan undang-undang.
Aliansi yang dibentuk Milei dengan kaum konservatif tidak cukup untuk mendapatkan dukungan mayoritas di kongres. Koalisi Milei juga tidak memiliki gubernur atau walikota.
Kondisi ini bisa berdampak pada melemahnya keputusan-keputusan Milei yang radikal.
Kini, Milei menjadi satu-satunya harapan bagi warga Argentina untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi.