Fosil Gajah Purba Berusia 1,5 Juta Tahun Berhasil Dievakuasi di Kudus

JOKERBOLA– Tim Museum Situs Purbakala Patiayam berhasil mengevakuasi fosil gading gajah purba yang diperkirakan berusia 1,5 juta tahun di Kudus.

Fosil gading gajah jenis Stegodon trigonocephalus itu ditemukan di lereng perbukitan Patiayam, Kudus. Dari pantuan di lokasi, Selasa (14/11) kemarin, petugas museum mengevakuasi fosil itu dengan menggali tanah sedalam satu meter.

Setelah fosil gading gajah purba itu terlihat, petugas lalu melakukan pembersihan dan fosil diangkat untuk dibawa ke museum.

“Alhamdulillah hari ini kita penyelamatan atau evakuasi itu tidak terburu waktu. Ini jenis temuan gading gajah purba, jenisnya Stegodon trigonochepalus,” kata Koordinator Museum Situs Purbakala Patiayam Kudus, Jamin, di lokasi, Selasa (14/11/2023).

Jamin mengatakan, fosil gading gajah itu pertama kali ditemukan Sumadi, warga RT 1 RW 4, Desa Terban, Kecamatan Jekulo, sekitar dua pekan lalu. Penemuan itu lalu dilaporkan kepada museum.

“Berada di wilayah Perhutani lahan warga Sumadi RT 1 RW 4 Desa Terban, penemuan sekitar dua minggu yang lalu, terus akhirnya kita lakukan evakuasi,” jelasnya.

Menurut Jamin, fosil gading tersebut panjangnya sekitar 170 sentimeter sampai 3 meter.

“Tadi sudah kita ukur sekitar 170 sentimeter, kemungkinan masih nyambung lagi sekitar 2,5 meter sampai 3 meter, melihat dari pangkalnya sudah terlihat,” jelasnya.

Jamin memperkirakan usia fosil gading gajah itu sekitar 750 ribu tahun sampai 1,5 juta tahun.

“Usianya relatif, jadi yang namanya situs Pleistosen usianya dari mulai 750 ribu sampai 1,5 juta tahun yang lalu,” terang Jamin.

Dia mengaku proses evakuasi fosil itu tidak mengalami kendala meski lokasi penemuannya berada di lereng perbukitan. Menurutnya tekstur tanah di lokasi tidak keras sehingga mudah digali.

“Untuk penyelamatan tidak ada kendala, karena untuk unsur lapisan tanah itu lebih mudah untuk digali, jadi tidak ada kesulitan,” ucapnya.

Jamin menambahkan, fosil itu rencananya akan dibawa ke Museum Situs Purbakala Patiayam. Setelah itu dilakukan konservasi dan disimpan di museum.

“Setelah kita angkat, kita bawa ke museum untuk dilakukan konservasi manual dulu, dengan sedikit konstruksi,” pungkasnya.

Artikel ini telah naik di detikJateng.