Orang-orang super kaya atau crazy rich di Amerika Serikat (AS) ternyata menjadi salah satu ‘penghasil’ polusi terbesar yang membuat Bumi semakin panas.
Hal ini tidak hanya karena rumah besar dan jet pribadi mereka, tetapi juga karena bahan bakar fosil yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan tempat mereka menginvestasikan uangnya.
Sebuah studi baru yang terbit pada Kamis (17/8) menemukan 10 persen orang terkaya di AS bertanggung jawab atas hampir setengah dari polusi yang menyebabkan pemanasan global di Amerika.
Studi yang terbit di jurnal PLOS Climate ini juga menyerukan kepada pemerintah untuk beralih dari pajak “regresif” terhadap intensitas karbon dari apa yang dibeli oleh masyarakat dan fokus pada pajak investasi yang menyebabkan polusi iklim sebagai gantinya.
“Pemanasan global dapat menjadi hal yang sangat besar, luar biasa, dan samar-samar yang terjadi di dunia dan Anda merasa tidak memiliki kuasa untuk mengatasinya. Anda tahu bahwa Anda berkontribusi dalam beberapa hal, namun hal ini tidak jelas dan tidak dapat diukur,” kata Jared Starr, ilmuwan studi keberlanjutan di University of Massachusetts Amherst dan penulis studi, mengutip CNN, Jumat (18/8).
Starr menyebut penelitian ini membantu menunjukkan gambaran yang lebih jelas tentang tanggung jawab individu dengan melihat lebih jauh dari hal-hal yang sifatnya dikonsumsi.
Untuk melakukan studi ini, para peneliti menganalisis kumpulan data yang sangat besar yang mencakup periode 30 tahun untuk menghubungkan transaksi keuangan dengan polusi karbon.
Mereka melihat polusi yang memanaskan Bumi dihasilkan operasi langsung perusahaan, serta polusi yang berkaitan dengan dampak iklim perusahaan lebih jauh ke dalam rantai pasokan. Misalnya, sebagian besar emisi perusahaan minyak berasal dari pelanggan yang membakar minyak yang diekstrak.
Hal ini memberikan jejak karbon untuk setiap dolar aktivitas ekonomi di AS, yang dihubungkan oleh para peneliti dengan rumah tangga menggunakan data survei populasi yang menunjukkan industri tempat orang bekerja dan pendapatan mereka dari upah dan investasi.
Mereka menemukan 10 persen orang terkaya di AS, yaitu rumah tangga dengan pendapatan lebih dari US$178.000 atau sekitar Rp2,72 miliar, bertanggung jawab atas 40 persen polusi yang disebabkan oleh manusia dan memanaskan Bumi.
Pendapatan dari 1 persen orang terkaya, atau yang menghasilkan lebih dari US$550.000 (Rp8,4 miliar), terkait dengan 15 persen hingga 17 persen dari polusi ini.
Lebih lanjut, studi ini juga mengidentifikasi “penghasil emisi super”. Mereka hampir secara eksklusif berada di antara 0,1 persen orang terkaya di Amerika, yang terkonsentrasi di industri seperti keuangan, asuransi, dan pertambangan.
Mereka disebut menghasilkan sekitar 3.000 ton polusi karbon per tahun.
Sebagai gambaran, diperkirakan orang-orang harus membatasi jejak karbon mereka sekitar 2,3 ton per tahun untuk mengatasi perubahan iklim.
“Lima belas hari pendapatan rumah tangga 0,1 persen teratas menghasilkan polusi karbon yang sama banyaknya dengan pendapatan seumur hidup rumah tangga 10 persen terbawah,” kata Starr.
Dampak iklim bukan hanya tentang besarnya pendapatan masyarakat tetapi juga industri yang menghasilkannya. Sebuah rumah tangga yang menghasilkan US$980.000 atau 15 miliar dari industri bahan bakar fosil tertentu, misalnya, akan dianggap sebagai penghasil emisi super.