JAKARTA – Sistem media sosial X memutuskan untuk hengkang dari Brasil, menyusul ancaman penangkapan terhadap staf mereka itu yang mana diduga dikeluarkan oleh Mahkamah Agung.
Keputusan mengejutkan ini merupakan rentetan perselisihan pemerintah Brasil juga pemilik X Elon Musk . X terang-terangan menolak perintah sensor yang tersebut diduga dikeluarkan oleh Mahkamah Agung Brasil, dengan dalih kebebasan berpendapat.
Awal tahun ini, Hakim Alexandre de Moraes memerintahkan penangguhan beberapa akun yang tersebut diduga milik militan digital, sekelompok orang berpengaruh yang digunakan terkait dengan mantan presiden sayap kanan, Jair Bolsonaro.
Kelompok ini dituduh menyebarkan disinformasi tentang anggota Mahkamah Agung. Musk mengancam akan menghapus semua pembatasan, dengan dalih bahwa putusan yang disebutkan merupakan tuntutan paling keras dari negara mana pun di area muka bumi juga memohonkan pengunduran diri hakim tersebut.
Dalam pernyataan yang tersebut dipublikasikan pada wadah X, kelompok Urusan eksekutif Global X mengklaim bahwa Alexandre de Moraes, yang tersebut bertindak secara diam-diam, mengancam orang perwakilan hukum perusahaan dengan penangkapan apabila raksasa media sosial yang disebutkan bukan mematuhi perintah pengadilan.
X juga membagikan gambar dokumen yang tersebut diduga ditandatangani oleh Moraes, yang digunakan menyatakan surat perintah penangkapan akan dikeluarkan terhadap Rachel Nova Conceicao, juga denda harian sebesar 20.000 real Brasil atau sekitar USD3.650.
“Moraes memilih untuk mengancam staf kami dalam Brasil daripada menghormati hukum atau proses hukum,” bunyi unggahan yang disebutkan dilansir dari RT.com.
“Sebagai hasilnya, untuk melindungi keselamatan staf kami, kami telah lama memutuskan untuk menangguhkan operasi kami pada Brasil, berlaku segera,” sambil menyalahkan “sepenuhnya” pada Moraes.
Perusahaan menambahkan bahwa layanan mereka akan tetap memperlihatkan tersedia untuk pengguna Brasil. Elon Musk, yang mana mengambil alih Twitter pada Oktober 2022 dan juga kemudian menggantinya dengan nama X, membagikan kembali pernyataan tersebut, mengecam Moraes sebagai aib besar bagi keadilan.
Dia menjelaskan di unggahan berikutnya bahwa tindakan untuk melakukan penutupan kantor diambil sebagai tanggapan terhadap sensor rahasia serta tuntutan penyerahan informasi pribadi.
Mahkamah Agung Brasil menolak untuk mengomentari kesulitan ini, menyatakan bahwa merekan tak akan mengonfirmasi atau membantah keaslian dokumen yang mana disajikan oleh X. Moraes sebelumnya memberi peringatan sistem yang disebutkan untuk tiada melanggar perintah pengadilan dengan menyatakan jaringan sosial bukanlah tanah tanpa hukum.