Jakarta – Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, menyebabkan beberapa tindakan taktikal tak biasa pada waktu menahan imbang Australia pada putaran ketiga Kualifikasi Piala Global 2026. Pada awal laga dalam Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Selasa, 10 September 2024, ia memasang Rafael Struick sebagai ujung tombak regu Merah Putih.
Namun, striker ADO Den Haag itu cuma bertahan satu fase sebelum digantikan oleh Witan Sulaeman selepas turun minum. Ragnar Oratmangoen yang dimaksud sejatinya main di area sisi sayap kemudian beralih fungsi menjadi penyerang tengah.
Sempat tampil menjanjikan, pemain bernomor punggung 11 itu juga kehabisan energi. “Rafael Struick mengalami cedera ringan usai lawan Arab Saudi. Dia sempat dipertimbangkan main atau tidak, tapi tetap memperlihatkan diturunkan. Sayang, kondisinya memang benar kurang baik juga akhirnya digantikan setelahnya fase pertama selesai,” kata Shin Tae-yong seusai pertandingan.
Tanpa lini depan ideal, Timnas Indonesia dipaksa bertahan dan juga mengandalkan serangan balik. Kata Shin Tae-yong, ini merupakan strategi terbaik. “Tim Australia lebih lanjut baik daripada kita, teristimewa dari segi fisik. Mau tak mau, kita harus bertahan dulu baru melakukan serangan balik,” ujarnya.
“Ke depannya, taktik pasti akan diusahakan lebih tinggi baik jikalau kedalaman skuad juga makin baik dan juga berkembang,” kata instruktur 53 tahun itu menambahkan.
Pada menit-menit akhir lawan Australia, Shin Tae-yong melakukan dua pergantian yang tak biasa. Pratama Arhan masuk mengambil kedudukan Marselino Ferdinan dalam sayap kiri, sementara Wahyu Prasetyo mengisi peran wingback kanan yang dimaksud ditinggalkan Sandy Walsh.
Keputusan ini di tempat luar kebiasaan. Musababnya, Pratama Arhan biasanya main sebagai bek kiri, serta Wahyu Prasetyo adalah bek berada dalam natural. Shin Tae-yong melakukannya untuk membendung gelombang serangan Australia yang digunakan kian gencar pada paruh akhir laga.
Namun, Shin Tae-yong juga sadar tidak ada ingin kehilangan sentuhan pada waktu melakukan serangan balik. “Sebagai ahli kepala, saya harus ambil tindakan dengan cepat berdasarkan situasi di dalam lapangan,” kata dia.
“Saya pilih Wahyu daripada Asnawi (Mangkualam) dikarenakan beliau punya kecenderungan bertahan. Untuk Arhan, kami ingin seseorang yang tersebut sanggup melakukan serangan balik tapi juga defensif. Selain itu, ingin memanfaatkan long throw juga,” ujar Shin Tae-yong.
Perjudian ini membuahkan hasil dari sisi pertahanan, Timnas Indonesia tak kebobolan hingga peluit panjang. Sebaliknya, daya dobrak kurang efektif juga urung mendapatkan gol. Sampai pertandingan berakhir, skor 0-0 pun tak berubah.
Timnas Indonesia Tahan Australia 0-0 pada Kualifikasi Piala Planet 2026, Ketua Umum PSSI Erick Thohir: Marwah Kita Naik