Yenny Wahid Beri Pendidikan Politik pada Santri di Ponpes Alkhoziny

Zannuba Ariffah Chasoh atau dikenal sebagai Yenny Wahid menyatakan bahwa santri diperbolehkan ikut politik praktis, selama sudah memenuhi syarat usia sesuai peraturan.

Hal itu dikatakan Yenny sebagai respons atas pertanyaan salah seorang santri di Pondok Pesantren Alkhoziny, Sidoarjo. Dirinya menyebut, setiap warga negara Indonesia mempunyai hak dalam sistem demokrasi.

“Dalam sistem demokrasi, setiap orang yang sudah cukup umur menurut undang-undang itu maka mempunyai hak untuk memilih pemimpin, dan pemimpin itulah yang akan membuat kebijakan untuk kepentingan bangsa dan negara,” kata Yenny dalam kunjungan ke Ponpes Alkhoziny, Sabtu (25/11).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yenny menjelaskan, umara atau pemimpin dalam konteks politik memiliki tugas yang berbeda dari ulama. Yenny pun sempat mengutip dalil yang menyatakan, “Kebijakan seorang pemimpin selalu harus ada hubungan dengan kesejahteraan rakyat yang dipimpinnya.”

Umara, kata Yenny, bertugas di ranah kebijakan publik. Sementara ulama berkewajiban mengingatkan umara atau pemimpin terkait kebijakan publik yang dibuat agar sungguh mengacu pada kesejahteraan masyarakat.

“Jadi tugasnya ulama jelas sekali, mengingatkan umara. Ulama jangan dipengaruhi umara, ulama harus jernih untuk mengingatkan kalau ada yang keliru,” paparnya.

Lebih lanjut Yenny menyatakan, ulama tak boleh mendahulukan ego maupun ambisi dalam politik. Ambisi ulama disarankan untuk memberi kesejahteraan kepada masyarakat.

“Jadi dalam berpolitik siasat atau wasilat adalah alat, tujuannya menciptakan negara yang aman, adil, dan sejahtera,” katanya.

Yenny mengingatkan, setiap warga negara, termasuk ulama dan santri, sama-sama memiliki kewajiban membangun bangsa, serta menjaga keamanan dan ketentraman negara.

Bagi santri yang belum memenuhi syarat usia untuk berpolitik, Yenny mengajak untuk terlebih dahulu mencatatkan prestasi. Bukan hanya soal jabatan politik, prestasi itu bisa dilakukan melalui banyak hal lain, misalnya mengajar anak-anak, menjadi dokter yang mengabdikan diri pada masyarakat, hingga jadi pengusaha sukses yang sering bersedekah.

“Jadi boleh santri berpolitik nanti, terutama yang masih belajar. Tapi punya kewajiban untuk membangun negara kita bersama dengan yang lain,” kata Yenny.