UGM Jelaskan Duduk Perkara Anies Batal Isi Seminar di Kampus

Universitas Gadjah Mada (UGM) mengklaim tidak pernah melarang kehadiran Anies Baswedan dalam sebuah acara diskusi yang diselenggarakan di Auditorium MM UGM, Jumat (17/11) kemarin.

Sekretaris Universitas UGM Andi Sandi Antonius mengaku telah mengonfirmasi langsung kepada prodi FEB MM UGM selaku pihak pengelola auditorium yang hendak dipinjam untuk acara diskusi tersebut.

Hasil konfirmasinya adalah dari prodi tak pernah mengeluarkan larangan kehadiran Anies di lokasi acara, atau sama halnya seperti sikap rektorat UGM.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Konfirmasinya bahwa larangan itu tidak ada, yang ada hanyalah ditanyakan (kepada panitia acara) kepastian kehadiran AB (Anies Baswedan) dalam acara tersebut. Sebab sampai tanggal 16 November tidak ada jadwal kehadiran AB,” kata Andi dihubungi melalui WhatsApp, Senin (20/11).

Kata Andi, pertanyaan itu muncul lantaran sejak izin acara untuk diselenggarakan di Auditorium MM UGM turun pada 3 November 2023 silam, nama Anies tak tertera dalam kerangka kegiatan maupun susunan acara.

“Ketika kami lihat di flyer yang disebar panitia ada jadwal Mas AB, kami kemudian bertanya kepastian kedatangan Mas AB dalam acara tersebut,” katanya.

Andi juga menyangkal kampus berniat melakukan tindak represif dengan membatalkan atau membubarkan acara jika Anies jadi datang. Selain itu, ia mengklaim Prodi FEB MM UGM juga tidak meminta panitia menurunkan poster acara bergambar Anies di sekitar lokasi kegiatan.

“Yang disampaikan oleh pengelola MM, silakan untuk memasang dan menurunkan sendiri,” ucapnya.

Pakar hukum tata negara itu memastikan bahwa kampus tak akan melarang kedatangan Anies selama maksud dan tujuannya jelas, serta tidak ada aturan yang ditabrak. Pihaknya bakal sangat menerima kehadiran Anies, apalagi sebagai narasumber kegiatan akademik.

Sementara untuk kegiatan berbau kampanye Pilpres 2024, Andi mengatakan harus dari pihak kampus sendiri yang mengundang langsung sebagaimana prosedur standar berlaku. Pesertanya pun khusus untuk kalangan mahasiswa UGM.

“Dan acara Jumat kemarin itu bukan acara UGM,” imbuh Andi.

Dengan klaim intervensi rektorat yang dilontarkan panitia acara, kata Andi, kampus tak akan mengambil tindakan apapun sekalipun hal itu dirasanya telah menyudutkan UGM.

“Pada prinsipnya kami lembaga pendidikan, jadi tindakan kepada penyelenggara, kami serahkan ke publik. Publik bisa menilai apa yang sebenarnya terjadi,” ujar Andi.

Sebelumnya, panitia acara ‘Indonesian Future Studium Generale’ yang diselenggarakan oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) BersamaIndonesia mengklaim tak mendapatkan rekomendasi atau izin dari rektorat kampus untuk mendatangkan Anies sebagai narasumber.

Anies yang kini merupakan calon presiden peserta Pilpres 2024 diundang dalam kapasitasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 untuk membahas topik ‘Finding Justice Development for the Future of Indonesia: Promoting Jakarta ‘Kota Kolaborasi’ as a Pioneer of Global Sharing City’.

Sementara berdasarkan pantauan di tempat acara, Auditorium MM UGM, Jumat (17/11) siang, kehadiran Anies sebagai narasumber digantikan oleh Thomas Trikasih Lembong selaku menteri perdagangan 2015-2016, juga kepala badan koordinasi penanaman modal (BKPM) 2016-2019.

Thomas yang kini juga ditunjuk menjadi salah satu co-captain dalam Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) untuk Pilpres 2024, memberikan paparannya secara daring dalam acara tersebut.

Muhammad Khalid selaku public affairs BersamaIndonesia menjelaskan acara ini sudah terencana sejak dua pekan lalu dan klaimnya telah mencantumkan nama Anies sebagai salah satu praktisi pembicara. Saat itu pihaknya berkoordinasi dengan pihak prodi MM FEB UGM selaku pengelola tempat dan tidak ada catatan apapun terkait acara. Khalid mengklaim kala itu semua sudah deal.

Selebaran acara kemudian disebar melalui media sosial pada H-2. Sehari berselang atau Kamis (16/11) petang, pengelola lokasi acara mengirimkan pesan terusan WhatsApp dari rektorat kepada panitia. Intinya agar Anies tidak dihadirkan sebagai narasumber.

“Di situ ada redaksi (kalimat) bahwa apabila tetap memaksakan seperti itu akan ada aparat keamanan yang menertibkan acara ini atau dalam bahasa sederhananya dibubarkan,” kata Khalid di Auditorium MM UGM, Jumat (17/11).

Khalid pun menunjukkan percakapan dirinya di WhatsApp dengan seseorang bernama kontak ‘rektorat’ yang ia panggil dengan nama ‘Pak Wija’. Isi percakapannya adalah meminta Khalid untuk memastikan kedatangan Anies. Selain itu ada anjuran rektor agar acara dibatalkan jika Anies tetap didatangkan. Kata dia, tangkapan layar percakapan ini sudah viral di media sosial X (Twitter).

Padahal, menurut Khalid, konsep acara ini sudah dijelaskan, yakni agar generasi muda melek dan terlibat dalam suatu proses kebijakan publik yang berorientasi pada keadilan sosial. Pihaknya sudah berargumen bahwa acaranya murni diskusi akademik dan bukan wadah kampanye peserta Pilpres 2024.

Namun, demi keberlangsungan acara pihaknya akhirnya mengalah. Poster acara yang rencananya dipasang di simpang empat MM FEB UGM ujung-ujungnya urung dipasang.

UGM setelahnya mengklaim tak satu pun dari jajaran rektorat mengeluarkan pernyataan penolakan terhadap kedatangan Anies. Mereka justru mempertanyakan siapa pihak yang diklaim sebagai ‘rektorat’ oleh panitia acara.