Presiden Azerbaijan Tolak Temui PM Armenia usai Bentrokan di Karabakh

Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev ogah berunding dengan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan usai kedua negara kembali terlibat bentrok bersenjata di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh baru-baru ini.

Aliyev menarik diri dari perundingan yang ditengahi Uni Eropa itu. Padahal, Pashinyan menyatakan bakal datang ke perundingan pada Kamis (5/10) di Spanyol.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut kantor berita yang dikelola pemerintah Azerbaijan, APA, aliyev ingin datang jika ada perwakilan Turki. Namun, Prancis dan Jerman keberatan sehingga ia merasa ada “suasana anti-Azerbaijan” dalam pertemuan tersebut.

Seorang sumber di pemerintahan Azerbaijan pun mengonfirmasi kepada Reuters bahwa Aliyev tidak akan datang ke perundingan. Sebagai gantinya, sumber itu mengatakan Aliyev bersedia bicara dalam format tiga arah dengan Pashinyan dan Presiden Dewan Uni Eropa Charles Michel.

Pasukan Azerbaijan melancarkan serangan kilat pada September lalu untuk merebut kembali kendali atas wilayah Nagorno-Karabakh, yang sebagian besar populasinya adalah orang Armenia. Namun, tak lama setelah serangan, kedua negara sepakat gencatan senjata.

Sejak dulu, wilayah Nagorno-Karabakh memang menjadi titik nyala bagi kedua negara. Hingga kini, belum ada satu pun perjanjian damai yang sukses disepakati.

Menurut analis Kaukasus di International Crisis Group, Olesya Vartanyan, ketidakhadiran Aliyev dalam perundingan kali ini merupakan sebuah kemunduran besar.

Vertanyan menilai bentrokan kedua negara bisa lebih parah jika kedua belah pihak berhenti melakukan pembicaraan.

“Sangat penting baginya untuk datang, setelah operasi militer di Nagorno-Karabakh, untuk berkomitmen kembali pada proses (perdamaian) dengan mediasi Uni Eropa dan Amerika Serikat,” katanya.

Jika tak ada pembicaraan lebih lanjut, prospek Azerbaijan dan Armenia berdamai pun bisa jadi semakin jauh.