JOKERBOLA- Sosok Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo dikenal sebagai pribadi yang kalem, murah senyum, dan sopan dalam bertutur kata.
Namun, masa muda Ganjar Pranowo, jauh dari kesan kalem. Sebab, di lingkungan kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Ganjar dikenal sebagai aktivis mahasiswa tukang demo, vokal, dan tergabung dalam Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala).
Ganjar mengakui semasa kuliah, memiliki hobi demonstrasi. Apalagi, demonstrasi yang dilakukan mahasiswa UGM difasilitasi Rektor UGM, periode 1986-1990, Koesnadi Hardjasoemantri.
Ganjar tercatat menjadi mahasiswa Fakultas Hukum UGM sejak tahun 1987-1995. Dia membutuhkan waktu sekitar 8 tahun untuk menamatkan kuliah karena aktif berorganisasi dan terpaksa cuti 1 tahun karena terbentur biaya.
Hobi berdemonstrasi semasa kuliah yang membuat Ganjar tak alergi menghadapi demo mahasiswa dan masyarakat. Saat menjabat Gubernur Jawa Tengah (Jateng), beberapa kali Ganjar menghadapi sikap garang mahasiswa dan masyarakat yang berdemo.
Salah satunya pada akhir Maret 2023, ketika Ganjar menemui mahasiswa yang berdemo di depan kantor Gubernur Jateng. Di tengah guyuran hujan lebat, Ganjar rela duduk lesehan dan mendengar tuntutan para mahasiswa yang menolak penambangan di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo.
“Sebenarnya saya ada tempat, kalau mau perwakilan, bisa kita bicara di dalam. Tapi karena Anda ingin di sini, ya sudah kita diskusi di sini. Monggo apa yang ingin disampaikan,” kata Ganjar kala itu.
Tempaan Masa Kuliah
Awalnya Ganjar aktif di Mapala. Namun, sifat kepemimpinannya mendorong Ganjar bergabung pada Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), yang bergerak atas dasar pemikiran Marhaenisme Bung Karno, Presiden pertama Republik Indonesia yang sangat dikaguminya. Selain GMNI, Ganjar juga aktif di gerakan diskusi bernama Gerakan Demokrat Kampus (Gedek).
Dua organisasi inilah yang menempa Ganjar untuk tidak hanya bergulat pada bacaan ide dan pemikiran, juga diaplikasikan dalam dunia organisasi gerakan.
Salah satu sepak terjang Ganjar dalam aksi demo adalah memimpin gerakan protes bernama “Bangkit,” sebuah aksi moral membangun kesadaran agar mahasiswa-mahasiswa nasionalis di UGM untuk bangkit dan melawan rezim orde baru.
Waktu itu Ganjar dan kawan-kawannya memakai kaos putih, bergambar Bung Karno berwarna merah dengan bertuliskan “Bangkit” dan “Generasi Demokrat Kampus.”
Sikap Ganjar yang kritis dan cerdas langsung memikat hati Soetardjo Soerjogoeritno atau akrab disapa Mbah Tarjo, seorang senior di GMNI, yang juga politisi dan anggota DPR RI dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) saat itu.
Mbah Tarjo pula yang membuka jalan politik bagi Ganjar dengan bergabung di Partai Demokrasi Indonesia, yang sekarang dikenal sebagai PDI Perjuangan.
Anggota DPR hingga Pansus Century
Usai tamat dari Fakultas Hukum UGM, Ganjar sempat bekerja di lembaga konsultan HRD di Jakarta, yaitu PT Prakarsa. Di perusahaan ini, Ganjar bekerja selama 4 tahun, mulai 1995-1999.
Meskipun bekerja kantoran, Ganjar tetap aktif sebagai aktivis dan terjun ke politik dengan bergabung di PDI. Pada tahun 1996, PDI memiliki konflik internal antara pendukung Soerjadi dan Megawati Soekarnoputri sebagai representasi trah Bung Karno.
Ganjar berada di kubu Megawati Soekarnoputri, dan resmi bergabung dengan PDI Perjuangan. Dia kemudian maju sebagai calon anggota legislatif (caleg) pada pemilu 2004.
Pada awalnya, Ganjar tidak lolos saat mencalonkan diri sebagai anggota DPR Partai PDI Perjuangan dari daerah pemilihan Jateng VII. Ganjar kemudian, menerima tugas sebagai pengganti antar waktu (PAW) menggantikan rekan separtainya yang berada dalam daerah pemilihan yang sama yaitu, Jakob Tobing, yang ditugaskan Presiden Megawati Soekarnoputri sebagai duta besar luar biasa dan berkuasa penuh (LBBP) untuk Republik Korea Selatan.
Saat menjadi anggota DPR periode 2004 sampai 2009, Ganjar ditugaskan di Komisi IV, yang mengawasi bidang Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Kelautan, Perikanan, dan Pangan.
Kepiawaiannya dalam dunia politik semakin terasah, sehingga Ganjar kemudian mendapat banyak kepercayaan di periode pertama sebagai anggota DPR.
Ganjar pernah ditempatkan pada Pansus atau Panitia Khusus RUU Partai Politik sebagai ketua panitia khusus, Anggota Badan Legislasi DPR-RI, dan juga Ketua Panitia Khusus tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD di DPR-RI.
Namanya semakin dikenal publik saat menjadi anggota Panitia Khusus Hak Angket Bank Century pada 2009-2010. Selain itu, ia juga dipercaya menjadi Wakil Ketua Komisi II DPR RI.
Meski sibuk mengemban tugas sebagai anggota dewan, Ganjar melanjutkan pendidikannya dengan mendaftarkan diri pada program Pasca Sarjana di FISIP Universitas Indonesia (UI) pada tahun 2009. Dia kemudian menyelesaikan studi Pasca Sarjana itu pada 2013.
Pada periode kedua sebagai anggota DPR, Ganjar ditempatkan pada Komisi II yang mengawasi bidang Pemerintahan Dalam Negeri, Otonomi Daerah, Aparatur Negara, Reformasi Birokrasi, Pemilu, Pertanahan, dan Reforma Agraria. Ganjar pun dipercaya menjadi anggota Tim Pengawas Kasus Century di DPR pada periode 2010-2013.
Gubernur Jateng Jadi Capres
Usai menjadi anggota DPR, Ganjar pun maju sebagai calon Gubernur dalam Pemilihan Umum Gubernur Jawa Tengah pada 2013. Ganjar menggandeng Heru Sudjatmoko yang diusung PDI Perjuangan.
Ganjar dan Heru dikenal dengan jargon “Mboten Korupsi Mboten Ngapusi” yang artinya tidak korupsi tidak membohongi. Keduanya menjadi pemenang Pilkada Jateng dengan perolehan suara mencapai 48,82%.
Setahun menjadi Gubernur Jateng, Ganjar terpilih menjadi Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA), dalam Kongres KAGAMA di Kendari, Sulawesi Tenggara, pada November 2014.
Terpilihnya Ganjar Pranowo sebagai Ketua KAGAMA melalui proses musyawarah dengan tiga calon lainnya, yakni:
1. Sri Sultan Hamengkubuwono X yang merupakan Ketua Umum KAGAMA periode 2009 sampai 2014.
2. Budi Karya Sumadi (saat ini Menteri perhubungan) yang merupakan Ketua Pengda KAGAMA DKI Jakarta.
3. Usman Rianse yang merupakan Pengda KAGAMA Sulawesi Tenggara.
Dukungan ketiga calon Ketum KAGAMA itu menandai kepiawaian Ganjar dalam bernegosiasi dan merangkul lawan menjadi kawan.
Pada 2019, Ganjar kembali maju sebagai calon Gubernur Jawa Tengah untuk periode II dengan menggandeng Taj Yasin Maimoen yang merupakan anggota DPRD Jawa Tengah periode 2014-2019 dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Daerah Pemilihan Jawa Tengah 3.
Kemenangan pun kembali berpihak pada Ganjar dengan perolehan suara 58,78% atau 10.362.694 suara. Ganjar Pranowo dan Taj Yasin Maimoen resmi menjadi Gubernur Jawa Tengah tahun 2018 sampai 2023.
Lalu pada ada 21 April 2023, Ganjar mendapat mandat menjadi calon presiden (capres) PDI Perjuangan. Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, mengumumkan nama Ganjar Pranowo sebagai Capres dalam Pilpres 2024 seusai pertemuan petinggi PDI Perjuangan di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat. Hadir dalam pertemuan itu, sejumlah elite PDI Perjuangan, dan Presiden Joko Widodo.
Merespons penunjukan Ganjar Pranowo sebagai capres yang diusung PDI Perjuangan di Pemilu 2024, Jokowi mengatakan sangat menghargai dan mengapresiasi keputusan Megawati.
“Pak Ganjar adalah pemimpin yang dekat dengan rakyat, selalu turun ke bawah, dan selalu ideologis,” kata Jokowi yang ditemui wartawan di Istana Batu Tulis, seusai penunjukkan Ganjar Pranowo sebagai Capres.
Pada 5 September 2023, Ganjar resmi melepas jabatan sebagai Gubernur Jawa Tengah, yang telah diembannya selama 10 tahun. Ganjar Pranowo dan Mahfud MD kemudian mendaftarkan diri sebagai capres dan cawapres secara resmi pada 19 Oktober 2023.
Berdasarkan rekam jejak, banyak kalangan menilai Ganjar adalah sosok capres paket lengkap. Siapa sangka, sang mahasiswa hobi demo kini menjadi salah satu putra terbaik bangsa, yang maju sebagai Capres pada Pilpres 2024 dengan jargon Sat-Set Tas-Tes.
Ganjar adalah gambaran komplet dari Indonesia, baik secara kultural, moral, maupun sikap
Sumber: OKEnews