Dewan Perwakilan (DPR) Amerika Serikat sepakat mengecam satu-satunya anggota keturunan Palestina, Rashida Tlaib, gegara komentarnya yang membela bencana kemanusiaan di Jalur Gaza.
DPR AS sampai-sampai menggelar pemungutan suara hanya untuk mengecam anggota Kongres AS Partai Demokrat dari wilayah Michigan itu pada Selasa (7/11) malam waktu lokal.
Sebanyak 234 anggota mendukung usulan pengecaman terhadap Tlaib ini, sementara itu 188 orang menentang gagasan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebanyak 22 orang dari Partai Demokrat bahkan ikut-ikutan mendukung pengecaman Tlaib yang digagas oleh Partai Republik ini.
Dalam pemungutan suara itu, Partai Republik mengklaim Tlaib telah menyebarkan “naratif yang salah soal serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 dan menyerukan penghancuran negara Israel.”
Resolusi pengecaman yang digagas anggota Kongres dari Partai Republik, Rich McCormick, itu mempermasalahkan komentar Tlaib yang menggunakan slogan “from the river to the sea” yang kental dengan bentuk dukungan terhadap perjuangan Palestina untuk merdeka.
Tlaib memang menyerukan slogan itu sebagai “panggilan untuk kebebasan, perlindungan hak asasi manusia, dan perdamaian.”
“Rakyat Palestina tidak bisa disingkirkan,” kata Tlaib saat melihat mayoritas anggota DPR mendukung resolusi untuk mengecamnya itu seperti dikutip Al Jazeera.
Seorang anggota Kongres sekaligus Yahudi dari Partai Demokrat, Brad Schneider, mendukung resolusi tersebut. Ia menganggap penting memperdebatkan slogan yang digaungkan Tlaib tersebut. Sebab, kaum Zionis menganggap slogan “from the river to the sea” sama saja menyerukan pemusnahan negara Israel.
“Ini tidak lain hanyalah seruan untuk menghancurkan Israel dan membunuh orang-orang Yahudi. Saya akan selalu membela hak kebebasan berpendapat. Tlaib berhak mengatakan apa pun yang dia inginkan,” kata Schneider.
“Tetapi hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja.”
Kecaman dari pemerintah (censure) merupakan sanksi yang berlaku bagi presiden dan anggota Kongres yang tingkatnya satu level di bawah pemecatan.
Sejak milisi Hamas Palestina melancarkan serangan ke Israel pada 7 Oktober lalu, perang antara keduanya kembali pecah hingga hari ini.
Korban tewas akibat agresi brutal Israel ke Jalur Gaza, wilayah Palestina yang dikuasai Hamas, selama satu bulan terakhir telah melebihi jumlah korban meninggal dunia dalam perang Rusia vs Ukraina yang berlangsung sejak Februari 2022 lalu.
Per Senin (7/11), Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan sebanyak 10.022 warga Palestina tewas imbas serangan Israel di Gaza, dengan 4.104 di antaranya merupakan anak-anak dan 2.641 lainnya perempuan.
Sementara itu, dari sisi Israel sebanyak 1.400 orang tewas dan lebih dari 200 orang disandera Hamas.
AS, sebagai sekutu dekat Israel, dengan tegas mendukung Tel Aviv yang ogah mengupayakan gencatan senjata ke Gaza meski jumlah korban sipil terus meningkat.