Jurnalis Gaza Mohammed Rafik Mhawesh menjadi saksi suasana mencekam serangan yang dilancarkan Israel pada Sabtu (7/10).
Saat serangan terjadi, Mhawesh bersama keluarganya tengah berada di rumahnya. Suara ledakan tak kunjung berhenti.
“Rentetan tembakan dan ledakan dahsyat merusak pagi yang damai di Gaza. Kurang lebih 2,5 juta penduduk yang berada di kota ini merasa takut dan bingung dalam waktu bersamaan,” tulis Mhawesh di laman Al Jazeera.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan hanya rentetan tembakan dan ledakan, suara pesawat tempur juga terdengar mondar-mandir di atas langit Gaza.
“Kami yang ketakutan mencoba mencari perlindungan,” tulisnya.
Sedikit banyak, Mhawesh dan keluarga lainnya berharap ruangan yang remang adalah tempat teraman di rumah.
Sang istri terlihat gemetar saat berpegangan menuruni tangga menuju kamar. Dia berulang kali meyakinkan semuanya akan baik-baik saja.
“Saat saya mencoba menyampaikan harapan, saya tak bisa mengabaikan ketakutan di wajah semua anggota keluarga saya,” tulis Mhawesh.
Sang ibu juga kebetulan ada di rumah yang sama. Pernah menjadi saksi pertempuran melawan Israel sebelumnya, ia memeluk cucunya yang masih berusia dua tahun. Berusaha melindunginya dari suara gemuruh dan bising pesawat F-16 yang beterbangan.
Di luar rumahnya, kehancuran di mana-mana. “Bangunan banyak yang runtuh, awan debu dan asap mencekik udara,” tulisnya.
Setiap ledakan memicu getaran di lantai rumah. Tangisan orang-orang di jalanan dan deru jet tempur juga semakin membuat Mhawesh dan keluarganya khawatir.
Selama lebih dari 12 jam Mhawesh terjebak di dalam rumah dengan diwarnai rasa takut. Namun kini, ia dan keluarganya telah berhasil diselamatkan.
EDITORS NOTE: Graphic content / A man carries a crying child as he walks in front of a building destroyed in an Israeli air strike in Gaza City on October 7, 2023. Palestinian militants have begun a Suasana mencekam menghantui Gaza usai serangan balasan Israel pada Sabtu (7/10). (AFP/MOHAMMED ABED)
Eskalasi konflik antara Israel dan Palestina kian tegang sejak Sabtu (7/10). Ketegangan meningkat usai kelompok militan Hamas melancarkan serangan mendadak ke Israel.
Sebanyak 300 korban di Israel dilaporkan tewas. Sementara lebih dari 1.500 lainnya dilaporkan mengalami luka-luka.
Israel tak tinggal diam dan meluncurkan serangan balasan. Di Gaza, sebanyak 256 orang dilaporkan meninggal dunia akibat peristiwa tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mendeklarasikan ‘perang panjang’ dalam melawan Hamas dan Palestina. Ia memastikan bahwa Hamas akan menanggung akibat dari tindakannya.
Serangan ini pun memicu respons dunia. Sejumlah negara beramai-ramai mendesak dihentikannya aksi saling serang di antara kedua negara.
Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) sendiri dijadwalkan bakal menggelar pertemuan tertutup pada Minggu (8/10) membahas ketegangan konflik antara Israel dan Palestina.