3 Marinir AS Tewas dalam Kecelakaan Simulasi Perang di Australia

Tiga marinir Amerika Serikat (AS) tewas setelah pesawat militer Osprey jatuh di pulau terpencil Melville, Australia, saat ikut dalam simulasi perang, Minggu (27/8).

Lima marinir telah diselamatkan dari lokasi kecelakaan dan diterbangkan ke rumah sakit di Darwin, kata para pejabat AS.

“Total ada 23 personel di dalamnya,” kata pejabat militer AS dalam sebuah pernyataan dikutip dari AFP, Minggu (27/8).

Berdasarkan situs pemantau kecelakaan Northern Territory, NT Fire Incident Map, menyebutkan terjadi “kecelakaan pesawat” pada pukul 09.43 waktu setempat.

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Australia menyatakan tak ada tentara mereka yang terlibat dalam kecelakaan ini. Kemenhan juga menyebut fokus mereka saat ini adalah keselamatan korban.

“Di tahap awal yang kritis ini, fokus kami adalah respons kejadian dan memastikan keselamatan mereka,” demikian menurut Kemenhan Australia.

Osprey turut berperan dalam latihan militer bertajuk Predators Run di Australia. Latihan ini melibatkan tentara dari AS, Australia, dan militer lain seperti Indonesia serta Filipina.

Australia belakangan ini menjadi basis yang penting bagi AS untuk melawan dominasi China di kawasan Asia-Pasifik.

Kecelakaan yang melibatkan Osprey bukan kali pertama. Pada Juli, empat warga Australia tewas ketika pesawat ini jatuh ke laut saat latihan perang multinasional di dekat Queensland.

Kemudian pada 2017, Osprey jatuh usai menabrak bagian belakang kapal pengangkut saat mencoba mendarat di laut lepas pantai utara Australia.

Tak hanya itu, pada April 2000, 19 marinir tewas usai Osprey juga jatuh ketika latihan di Arizona.

Serangkaian kecelakaan tersebut memicu pertanyaan soal catatan keselamatan Osprey.

Osprey merupakan pesawat yang menggabungkan fitur helikopter dan pesawat turboprop, semacam pesawat yang menggunakan turbin gas untuk menggerakkan baling-baling.

Pesawat jenis hibrida itu juga memiliki dua mesin putar di ujung sayap tetap. Ini memungkinkan pesawat mendarat dan lepas secara vertikal.

Selain itu, Osprey juga bisa melaju jauh lebih cepat dibanding helikopter konvensional.