Mobil Hybrid Tanpa Subsidi Lebih Laku dari Mobil Listrik di Indonesia

Penjualan mobil hybrid yang sejauh ini tak mendapatkan subsidi tambahan dari pemerintah ternyata bisa lebih laku dibanding mobil listrik. Catatan ini mendapat perhatian dari Kementerian Perindustrian pasalnya harga mobil listrik telah dibantu menjadi lebih murah

Mobil listrik alias mobil yang hanya mengandalkan motor elektrik buat menggerakkan roda mendapatkan subsidi potongan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 persen dari pemerintah mulai April lalu. Mobil listrik yang memenuhi syarat hanya dibebani PPN 1 persen.

Dua mobil listrik yang mendapatkan keistimewaan itu adalah Wuling Air EV mulai Rp240 jutaan dan Hyundai Ioniq 5 mulai Rp740 jutaan. Banderol Air EV berkurang Rp20 jutaan karena subsidi itu, sedangkan Ioniq 5 bisa dipangkas Rp70 jutaan.

Pada 2022 penjualan mobil listrik, yang saat itu belum ada subsidi, dan mobil hybrid seimbang, masing-masing 10.327 unit dan 10.344 unit.

Namun pada Januari-Juni 2023 penjualan seluruh mobil hybrid, termasuk jenis plug-in, tercatat melonjak hingga 17.280 unit, sementara mobil listrik, termasuk model lain, cuma mencapai 5.850 unit.

Mobil hybrid semakin laku tahun ini bisa jadi karena semakin banyak model baru, misalnya Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid dan Suzuki XL7 Hybrid. Sementara pada sisi lain jumlah mobil listrik subsidi tak bertambah, tetap dua model sejak tahun lalu.

“Kami akan mencoba pendekatan yang karbon unit analisis. Misalkan sekarang produk A dia cuma 95 gram CO2 per km, nanti tahun depan dia mengeluarkan produk baru 75 gram per km, inilah yang diberikan reward supaya bisa lagi masuk 40 gram per km, ke 30 gram per km, dan seterusnya,” papar Taufiek.

SUMBER:KOMPAS