Solo – Atlet Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2024 dari Provinsi Jawa Barat untuk cabang olahraga (cabor) para balap sepeda, Raden Muhammad Fathurahmat berhasil menyabet medali emas di area kategori Track Individual Pursuit-IP 4000 M (MB). Ia melaju bersatu sang pilot, Mufti Fadhilah Salma.
Ini adalah kali pertama Fathurahmat berkompetisi di area para balap sepeda. Sebelumnya, sebagai atlet catur, ia telah banyak mencatatkan prestasi. Proses panjang dengan berpindah-pindah di tempat beberapa cabor yang mana berbeda sempat dilaluinya sebelum akhirnya masuk pada daftar sebagai atlet para balap sepeda.
“Awalnya saya terdaftar di dalam NPC pada cabang olahraga catur,” ucap Fathurahmat pada waktu konferensi pers yang dimaksud diselenggarakan pada Media Massa Center Hotel The Royal Surakarta Heritage, Jawa Tengah, 10 Oktober 2024.
Fathurahmat pernah juga mendapatkan medali emas dari catur. Namun, sejak empat bulan lalu ia memutuskan pindah ke cabor para balap sepeda. “Awalnya saya kenal ya dari teman-teman tuna netra juga. Sempat diajak judo, catur, atletik,” kata dia.
Ketika berjuang pada olahraga judo serta atletik, hasilnya kurang bagus hingga kemudian dia mengikuti seleksi cabor para balap sepeda. “Setelah ada seleksi para balap sepeda gowes alhamdulilah diterima,” ucap dia.
Fathurahmat merupakan penyandang disabilitas netra. Ia kehilangan penglihatan dalam mata kanan pada usia 8 tahun akibat terkena benturan bola tenis. Tiga tahun kemudian, ia kehilangan penglihatan mata kanan akibat mengalami kecelakaan.
Adapun Mufti yang dimaksud menjadi pilot Fathurahmat, merupakan atlet sepeda gowes alite Indonesia. “Saya sudah ada enam tahun menjadi atlet kendaraan beroda dua alite Indonesia, namun baru empat bulan ini menjadi pilot bagi para atlet,” ujarnya.
Mufti mengaku tidaklah asing dengan dunia olahraga bagi penyandang disabilitas dikarenakan telah mengikuti pertandingan pada ASEAN Para Game 2018. “Cuma belum pernah coba, belum pernah merasakan jadi pilot,” katanya.
Ia menuturkan pengalamannya berlatih hingga berjuang sama-sama Fathurahmat di area event Peparnas 2024. Ia mengakui sempat ada hambatan pada waktu mendirikan kedekatan antarmereka. “Awalnya ada hambatan di tempat chemistry. Menyatukan chemistry itu saya yang tersebut perlu dibangun,” kata dia.
Ia mencontohkan, ketika bersatu Fathurahmat menemui jalan belok. Menurut dia, di area situlah cobaan terberat. Terlepas dari itu, ia salut dengan Fathurahmat yang digunakan dapat mengimbanginya.”Yang saya salut dengan Fathurahmat adalah ia meski full blind tapi mampu mengimbangi pilot, itu luar biasa,” kata dia.