JOKERBOLA– Erik ten Hag dianggap belum mampu membuat Manchester United memperagakan ‘Ten Hag Ball’ seperti Ajax Amsterdam. Kubu sang manajer meyakini bahwa anak asuhnya belum siap untuk bermain seperti cara Ajax Amsterdam.
Musim kedua Erik ten Hag sebagai manajer Manchester United tidak berjalan mulus. Pada awal musim, performa Setan Merah masih belum stabil. United acap kali kalah pada laga-laga penting.
United menelan kekalahan dengan skor 2-3 dari Galatasaray di Liga Champions pada duel di Old Trafford. Lalu, Marcus Rashford dan kolega juga menelan hasil buruk saat menjamu Manchester City di Old Trafford.
Belakangan, muncul pertanyaan mengapa Eri ten Hag tak bisa membuat United bermain atraktif seperti saat di Ajax Amsterdam. Yuk simak ulasan lengkapnya di bawah ini ya Bolaneters.
Pemain MU Bisanya Long Ball
Erik ten Hag mencatat prestasi yang cukup menonjol di Ajax Amsterdam. Bukan hanya pada level domestik, Ajax juga membuat kejutan besar di level Eropa. Mereka lolos ke babak semifinal Liga Champions musim 2018/19.
Ketika itu, Ajax bukan hanya mampu meraih kemenangan melainkan bermain atraktif. Di bawah kendali Frenkie de Jong, Ajax mampu memperagakan permainan menyerang lewat kombinasi umpan-umpan pendek.
Nah, dikutip dari The Times, Erik ten Hag mengaku kesulitan menduplikasi gaya dan cara bermain Ajax Amsterdam. ‘Ten Hag Ball’ sulit dipahami para pemain United karena terbiasa bermain dengan cara umpan panjang atau long ball.
Donny van de Beek awalnya diharapkan bisa jadi faktor kunci. Namun, performanya anjlok dan kesulitan bangkit.
Harapan Bangkit
Performa Manchester United masih jauh dari konsisten. Namun, Erik ten Hag masih cukup yakin ada hal positif yang bisa dilihat. Erik ten Hag mengingatkan bahwa sebelum kalah dari Manchester City, mereka menang tiga laga beruntun.
“Sebelum derbi, kami memenangkan tiga laga berturut-turut dan menunjukkan karakter kami di setiap kesempatan, jadi kami telah berkembang dalam beberapa pekan terakhir,” ucap Ten Hag.
“Kami juga secara bertahap memulihkan beberapa pemain yang cedera, yang memberi kami lebih banyak opsi dan memungkinkan kami memilih pemain dalam posisi alami mereka,” tegasnya.
Sumber: The Times, MEN