Kegagalan nomor ganda putra Indonesia meraih medali Asian Games jadi peringatan keras bagi Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) dalam kurun waktu 10 bulan menuju Olimpiade 2024.
Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin yang jadi dua wakil Indonesia di nomor ganda putra tidak bisa memenuhi target emas yang dibebankan pada mereka. Bukan sekadar gagal meraih medali emas, nomor ganda putra juga tidak bisa menyumbang medali.
Leo/Daniel tumbang di babak 16 besar setelah kalah dari Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty. Fajar/Rian yang jadi unggulan pertama kemudian takluk di hadapan Lee Yang/Wang Chi Lin di babak perempat final.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tanpa wakil di babak semifinal, otomatis tidak ada medali yang disumbangkan oleh pasukan ganda putra Indonesia. Dengan waktu pelaksanaan Asian Games diundur ke 2023 lantaran pandemi Covid-19, Indonesia tidak punya waktu banyak untuk berbenah menatap Olimpiade 2024 setelah kegagalan yang didapat di Asian Games 2023.
PBSI mesti menyikapi kegagalan ini dengan serius. Pasalnya nomor ganda putra adalah nomor andalan Indonesia di persaingan BWF Tour dan juga di Olimpiade mendatang.
Dari segi ranking dunia, nomor ganda putra juga merupakan salah satu nomor yang memiliki peringkat terbaik. Fajar/Rian ada di posisi nomor satu dunia dan Leo/Daniel ada di peringkat ke-11.
Ada banyak pekerjaan yang menumpuk untuk PBSI dan salah satu pekerjaan utama sebelum menghadapi Olimpiade adalah memastikan Indonesia memiliki dua wakil di nomor ganda putra.
Untuk ‘sekadar’ memenuhi misi tersebut, jalan yang ada sudah terasa terjal. Dalam ranking race to Olympics, tidak ada ganda putra Indonesia yang ada di zona delapan besar saat ini.
Fajar/Rian ada di posisi sembilan sedangkan Leo/Daniel ada di peringkat kesepuluh. Padahal untuk bisa meloloskan dua wakil, keduanya harus ada di zona delapan besar.
Kegagalan meraih medali dari nomor ganda putra jelas jadi peringatan keras bagi PBSI. Mereka harus bisa menempa pasukan ganda putra kembali dalam kondisi 100 persen baik dari segi kepercayaan diri, mental, maupun kebugaran. Hal itulah yang dibutuhkan para pemain agar level terbaiknya bisa muncul di lapangan.