Jakarta – Menteri Pendidikan Dasar juga Menengah Abdul Mu’ti menyatakan kelompok bermain kemudian daycare akan menjadi perhatian pemerintah di penyelenggaraan wajib belajar 13 tahun yang digunakan rencananya akan dilaksanakan pada 2025.
“Kita tahu persis bahwa kelompok bermain ini juga menjadi bagian dari perhatian pak presiden, teristimewa ketika beliau bicara mengenai penghapusan stunting,” kata Mu’ti untuk awak media di acara inisiasi Pameran Periode Bahasa lalu Sastra 2024 pada Kantor Kementerian Pendidikan Dasar juga Menengah, Jakarta, pada Senin, 28 Oktober 2024.
Menurut Mu’ti, anak-anak di tempat kelompok bermain rutin kali tidaklah mendapat asupan kemampuan fisik lalu pembimbingan yang tersebut baik. Selain kelompok bermain, Mu’ti juga menyampaikan pentingnya peran tempat penitipan anak.
“Yang kami ingin juga yang digunakan bekerja di tempat daycare ini juga mengerti bagaimana psikologi anak, kemudian bagaimana perkembangan motoriknya kemudian sebagainya,” ucapnya. Sebab, kata Mu’ti, salah asuh di dalam usia dini akan berakibat fatal terhadap bertambah kembang anak.
Terkait kurikulum, Mu’ti juga menyatakan pemerintah akan menguatkan pelajaran matematika dari jenjang TK. Hal ini bertujuan meningkatkan kemampuan numerasi siswa Indonesia yang tersebut masih tergolong rendah.
“Tapi memang benar matematikanya bukanlah matematika yang tersebut serius menghitung, tapi lebih besar sebagai pengenalan ya, pengenalan konsep-konsep dasar matematika yang digunakan disampaikan tentu cuma dengan memperhatikan tingkat intelektualitas,” kata dia.
Sebelumnya, Mu’ti mengungkapkan Pendidikan Anak Usia Dini sebagai komponen penting di wajib belajar 13 tahun. “Jadi 13 tahunnya tidak menjadi kelas 13, tetapi prasekolah, itu akan menjadi perhatian,” ucap Abdul Mu’ti untuk awak media pada acara serah terima jabatan di area Kantor Kemendikbudristek, Jakarta, pada Senin, 21 Oktober 2024.
Pilihan editor: Politikus NasDem Ingatkan DPR Prioritaskan RUU pada Prolegnas