Aktivis 98 yang tersebut dimaksud Masuk Kabinet Prabowo Dikaitkan dengan Stockholm Syndrome, Apa Itu?

Aktivis 98 yang dimaksud Masuk Kabinet Prabowo Dikaitkan dengan Stockholm Syndrome, Apa Itu?

Jakarta – Presiden terpilih Prabowo Subianto telah terjadi mengundang 59 calon delegasi menteri dan juga calon kepala badan pemerintahan ke kediamannya pada Jalan Kertanegara IV, Jakarta, Selasa, 15 Oktober 2024. Pertemuan yang dimaksud menarik akibat beberapa di tempat antaranya adalah para aktivis 98 .

Mereka adalah Budiman Sudjatmiko, Nezar Patria, Agus Jebo, Mugiyanto, Faisol Riza, serta Fahri Hamzah. Hal ini cukup mengejutkan oleh sebab itu Prabowo adalah salah satu pihak yang digunakan diduga melakukan penculikan terhadap aktivis 98. Tak ayal bila para aktivis 98 yang dimaksud dikaitkan dengan Stockholm Syndrome .

Apa itu Stockholm Syndrome?

Dilansir dari WebMD, Stockholm Syndrome merupakan sebuah respons emosional yang dimaksud dirasakan oleh para korban kejahatan yang mengalami penyanderaan. Respon yang dimaksud diberikan oleh para korban adalah berupaya memahami alasan penyanderaan yang disebutkan lalu memunculkan perasaan positif terhadap pelakunya.

Perilaku yang disebutkan dapat terjadi dikarenakan kontak antara keduanya yang dimaksud semakin intens selama pada masa penyanderaan ataupun setelahnya. Kondisi ini dapat mengarah ke hubungan positif antara korban lalu pelaku sebab rasa simpati yang dimaksud muncul dari korban akan muncul juga pada pelaku. 

Beberapa korban atau seseorang yang dimaksud mengalami stockholm syndrome kemungkinan akan bingung dengan perasaannya terhadap pelaku kejahatan. Hal ini dikarenakan penderitanya akan menumbuhkan perasaan cinta, simpati, empati, hingga keinginan untuk melindungi pelaku kejahatan. 

Tidak semua korban penculikan atau penyanderaan akan mengalami sindrom ini. Namun, sindrom atau respon emosi ini dapat muncul sebagai bentuk mekanisme bertahan hidup di dalam situasi yang tersebut ekstrim. Para korban akan mencoba untuk berdamai dengan apa yang tersebut sedang dilaluinya dengan dengan pelaku.

Dikutip dari Cleveland Clinic, berikut beberapa gejala yang mana mungkin saja dialami seseorang yang mengidap Stockholm Syndrome: 

– Perasaan positif terhadap penculik atau pelaku. 

– Simpati melawan keyakinan dan juga perilaku penculiknya. 

– Perasaan negatif terhadap polisi atau tokoh otoritas lainnya. 

– Respon emosi Stockholm Syndrome tak selamanya mengakibatkan korban ke masa depan yang dimaksud lebih lanjut baik. Bagi beberapa penderitanya justru akan mengalami kebingungan dengan respon yang mana telah ia berikan untuk pelaku.

Berikut adalah beberapa dampak buruk yang mana dapat terjadi pada penderita Stockholm Syndrome:

– Malu tentang emosi korban terhadap pelaku. 

– Mudah menunjukkan sikap kebingungan.

– Sering merasa bersalah.

– Sulit mempercayai orang lain. 

– Mengalami gangguan stres pasca trauma (PTSD ), seperti mimpi buruk, insomnia, hingga perasaan mudah mengungkit masa lalu. 

NI MADE SUKMASARI | HARIS SETYAWAN

Siapa Saja Aktivis 98 yang Bakal Masuk Kabinet Prabowo?