John, pemilik dari akun Youtube Jajago Keliling Indonesia siap melanjutkan petualangannya dengan mobil yang baru. Kali ini, Wuling Formo Max yang dia beri nama Basuki siap menjelajah Sulawesi bersama istrinya.
Redaksi Kompas.com dapat kesempatan berjumpa dengan Formo Max yang sudah diubah jadi campervan ini. Pembuatan mobilnya dilakukan oleh Karoseri Delima Mandiri yang bermarkas di Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Proses pembuatannya memakan waktu empat bulan sampai lima bulan, mengingat ini adalah Formo Max pertama yang diubah jadi campervan. Sebelumnya, John memakai Daihatsu Gran Max dengan sebutan Bambang yang juga diubah jadi rumah berjalan
“Ubahannya paling kelihatan dari luar, dari pikap kita bikin bodi baru. Ini kita pakai bahan lebih banyak dari fiber, biar ringan, bagian depan kita ubah di lampu, karena kita jalannya masuk pelosok,” ucap John kepada , belum lama ini.
Lampunya memakai proyektor dari Osram dengan tambahan beberapa LED mini proyektor sebagai fog lamp. John mengandalkan lampu yang terang, biar bisa dibawa bertualang melewati jalanan yang gelap.
Masuk ke kabin depan, interior diubah lebih ke arah estetika dan kenyamanan. Jadi semua bagian sudah dilapis kulit dan dipasang juga audio dan head unit layar sentuh dilengkapi dengan kamera 360 derajat.
Ubahan paling total ada di kabin belakang, di mana ada ruangan yang jadi tempat beristirahat selama bertualang. Susunan kabinnya lebih ke arah fungsional tapi tetap nyaman, terdapat beberapa fitur tersembunyi yang bikin praktis saat berkemah dan istirahat.
“Di dalam sini sudah kita ubah selayaknya rumah. Interior pakai kayu-kayuan, pakai panel dari Panelku, bahannya ringan, anti rayap, mudah dibersihkan. Lampu-lampu pakai lis LED, dibikin yang bagus supaya nyaman selama perjalanan,” ucap John.
Lalu, dipasang juga TV dengan gudang yang ada di belakangnya buat menyimpan barang selama perjalanan. Lalu ada tempat duduk di sisi kanan kabin serta ada meja yang menempel ke dinding yang menghadap ke jendela.
Pada bagian belakangnya, dipasang wastafel dan kulkas yang dilengkapi dengan freezer. Kemudian juga ada lemari buat menyimpan berbagai barang selama perjalanan panjang.
Selain itu, biar makin nyaman juga dipasang AC tambahan dan ada exhaust buat sirkulasi udara yang baik saat sedang piknik. Sumber listrik yang digunakan pakai baterai tambahan yang bisa diisi dari PLN atau panel surya yang ada di atap.
Kalau mau tidur, bagian bawah yang tadi jadi tempat duduk bisa ditarik jadi dudukan buat kasur. Jadi saat siap tidur, tinggal dibuka saja dan digelar kasurnya buat beristirahat, leluasa buat dua orang dewasa.
Kembali lagi ke bagian luar, terpasang beberapa komponen seperti meja tambahan dan tempat penyimpanan. Pada bagian atasnya dipasang awning atau kanopi, jadi saat diam cocok buat piknik sambil duduk-duduk.
Lalu, agak ke belakang sedikit, ada akses ke wastafel, ada tangki kotor. Sedangkan di bawahnya dipasang saluran buat shower, ada pompanya sehingga bisa buat mandi atau bilas.
Beralih ke belakang, pintunya dipasang juga rangka buat bawa BBM dan ban serep. Saat dibuka, pintu tadi jadi kanopi tambahan dan di bagian bawahnya ada laci besar buat jadi tempat penyimpanan.
Lalu ada kompartemen rahasia yang juga jadi dapur outdoor. Jadi ada kompor dan tempat penyimpanan buat memasak. Sedangkan di sisi kanan, dipersiapkan akses buat kelistrikan, jadi bisa buat mengecas dan sumber listrik saat berada di luar.
“Biayanya, kita mau bikin yang mass production, biar bisa dicicil. Basisnya mulai Rp 380 jutaan, sudah termasuk mobil, interior, semuanya. Rencananya mau buat bisnis rental juga,” kata John.
Saat tulisan ini tayang, John sudah berada di Sulawesi, bertualang selama tiga bulan di sana. Tujuan pertama yang disambangi adalah Pulau Selayar, Sulawesi Selatan, dan terus berjalan sampai ujung Sulawesi Utara.
SUMVER:KOMPAS