Suasana malam di Perumahan Sidokare Indah Blok BE, Sidoarjo mendadak gempar. Itu terjadi karena warga yang tengah bermain badminton dikejutkan dengan suara teriakan minta tolong Emilia Kusmiyati.
Tanpa dikomando, warga yang mendengar langsung berhamburan menuju ke rumah Emilia. Setiba di rumah nomor 4 itu, warga menemukan perempuan 37 tahun itu bersimbah darah bersama anak lelaki keduanya yang berusia 5 tahun.
Para tetangga juga menemukan dua anak perempuan Emilia yang berusia 16 tahun dan 2,5 telah tewas dengan kondisi bersimbah darah. Warga yang melihat Emilia dan anak lelaki keduanya yang masih hidup segera melarikannya ke rumah sakit.
Emilia merupakan istri Bripka Daniel Daud, anggota Pamapta Polwiltabes Surabaya. Saat kejadian Daniel ternyata sedang dinas malam. Malam itu juga Daniel yang sedang bertugas dikabari dan segera ke rumah sakit melihat istri dan anaknya.
Polisi yang mendapat laporan pembunuhan tersebut juga segera ke lokasi dan melakukan olah TKP. Hasilnya, tak ada barang berharga yang hilang. Jejak kaki pelaku yang penuh darah ditemukan mengarah ke atap rumah di lantai 2.
Polisi lantas mencurigai sejumlah kuli bangunan yang sedang mengerjakan proyek renovasi rumah yang tak jauh dari kediaman keluarga Daniel. Kecurigaan muncul sebab setelah kejadian pada Minggu, 7 Maret 2004 itu salah seorang kuli bernama Ilyas Priadi (22) menghilang.
Kuli bangunan asal Simo Jawar, Surabaya itu segera diburu tim gabungan dari Polres Sidoarjo, Polwilabes Surabaya hingga Polda Jatim. Teman kerja dan keluarga Ilyas juga tak luput dari pemeriksaan. Foto Ilyas juga disebar Polres Sidoarjo.
Tujuh hari setelah melakukan pengejaran, Ilyas akhirnya berhasil ditangkap tim Reskrim dan Polda Jatim di kawasan Parakan, Temanggung, Jawa Tengah. Residivis curanmor itu dibawa ke Polda Jatim dengan pengawalan ketat.
Direktur Reskrim Polda Jatim saat itu Kombes Sutarman mengatakan Ilyas ditangkap berbekal dari keterangan sejumlah saksi serta teman-temannya yang diperiksa.
Selama pelariannya, Ilyas ternyata telah mengubah penampilannya yang sebelumnya gondrong berubah menjadi gundul. Namun hal itu tak mengecoh petugas gabungan yang mengejarnya.
Dari penangkapan Ilyas, motif pembunuhan keluarga Daniel lantas terkuak. Di hadapan penyidik, Ilyas tega menghabisi keluarga Daniel karena aksi pencuriannya dipergoki Emilia dan anaknya.
Tragedi itu berawal dari sebuah warung kopi di sekitar lokasi. Di sana Ilyas dan temannya tengah ngopi sebelum bekerja sebagai kuli. Namun Ilyas ternyata juga menenggak pil koplo jenis leksotan.
Selesai menyeruput kopi, Ilyas dan temannya lantas menuju Perumahan Sidokare. Di tengah perjalanan itu lah, Ilyas yang dalam pengaruh pil leksotan terbersit untuk melakukan pencurian di salah satu rumah yang berdekatan dengan lokasi rumah yang direnovasi.
Niat itu disimpan Ilyas hingga malam pun tiba dan teman-teman kuli bangunan lainnya telah tidur pulas. Sekitar pukul 10.00 WIB, Ilyas lantas menuju rumah keluarga polisi itu. Dengan berbekal sebuah tang, Ilyas lalu masuk ke rumah dengan memanjat atap.
Kebetulan, saat itu rumah berlantai 2 sasarannya juga tengah direnovasi dan hanya ditutup dengan seng. Dengan begitu, mudah saja Ilyas masuk ke dalam rumah. Ia lantas masuk ke dalam kamar anak pertama dan kedua Daniel yang tengah tertidur.
Di sana, ia lantas menggasak dompet dan handphone. Merasa barang yang diambil sudah cukup, Ilyas yang saat itu mengenakan penutup kepala mengendap-endap berniat keluar rumah. Tanpa disengaja, Emilia yang terbangun memergoki Ilyas.
Sontak saja, Emilia lantas berteriak dan membangunkan keempat anaknya. Ilyas yang panik kemudian menyabetkan celurit yang ditemukan di dalam rumah dengan membabi buta. Ilyas yang panik segera kabur dengan melalui atap awal ia masuk.
Akibat sabetan celurit itu, dua anak Daniel tewas di lokasi, sedangkan Emilia dan anak lelakinya selamat namun kritis dan mendapatkan perawatan intensif di RSU dr Soetomo, Surabaya.
SUMBER : DETIK.COM