Stoner Kenang Dua Momen yang Bikin Hilang Respek ke Rossi

Casey Stoner sudah pensiun dari ajang MotoGP. Tapi perjalanan rider berjuluk Kuri-Kuri Boy selalu dikenang, termasuk perselisihannya dengan para rival.

Stoner mengingat dua momen yang bikin dirinya tersinggung dengan Rossi. Bahkan Stoner sampai hilang rasa hormat dengan The Doctor.

Rider Australia itu pernah menjadi rival terberat Rossi. Stoner bergabung dengan Ducati pada tahun 2007 berhasil mengusik dominasi juara dunia 9 kali tersebut.

Stoner bahkan menyebut ambisi Rossi melampaui bakatnya usai insiden di Jerez 2011. Kala itu Stoner yang berseragam pabrikan Honda jatuh usai motor Ducati yang ditunggangi Rossi tergelincir.

Rossi datang ke boks Stoner untuk meminta maaf. Tapi Stoner malah kecewa lantaran Rossi datang masih memakai helm dan sarung tangan. Bukannya tensi mereda, Stoner malah melontarkan kalimat yang legendaris pada masanya; ambisinya melebihi bakat.

Stoner menyebut insiden Jerez yang terkenal itu sebagai salah satu momen di mana ia kehilangan rasa hormat terhadap juara dunia sembilan kali itu.

“Pada momen itu saya sedikit kecewa dengan Valentino (Rossi) yang datang dengan helm,” ujar Stoner dikutip dari Moto.it.

“Kesalahan memang terjadi tetapi sangat jelas bahwa Vale menaruh perhatian karena dia mengalami masa sulit bersama Ducati.”

“Momen pertama dia harus merasa bangga, dia mengambil kesempatan itu tetapi membuat kesalahan besar. Saya pada dasarnya mengatakan bahwa ambisi lebih dari sekadar bakat pada saat itu.”

“Bagi saya, ketika dia kembali ke boks untuk meminta maaf dan mengenakan sarung tangan, helm, saya sama sekali tidak respek.”

“Jika dia datang kepada saya secara pribadi tidak perlu di depan publik, maka itu akan berbeda. Namun saya sangat kecewa melihat cara dia datang ke boks,” jelas Stoner.

Tidak cuma sekali Stoner dibikin kesal Rossi. Baginya kepindahan Rossi ke Ducati meninggalkan cerita pahit.

Stoner mengaku punya banyak teman di Ducati. Dia bilang Rossi dan Burgess,–insinyurnya terlalu sombong.

“Orang harus ingat bahwa saya punya banyak rekan dekat di Ducati. Jadi walaupun saya tidak lagi di sana, masih ada mekanik, engineer, dan banyak orang lain yang dekat dengan saya. Ketika Vale datang ke Ducati, mereka berada dalam tekanan yang tidak layak mereka dapatkan,” kata Casey Stoner.

“Mereka (kru di Ducati) sudah melakukan kerja bagus dan kami juga sudah bekerja keras dengan anggaran amat minim. Sayangnya, Valentino dan Jeremy Burges selaku engineer-nya malah bicara amat buruk soal saya dan tim. Keduanya praktis bilang kami tidak tahu apa-apa dan keduanya akan dengan cepat memoles motornya.”

“Karena tim saya (di Ducati), saya merasa amat tersinggung. (Di Ducati) kami masih bisa bersaing mengejar gelar dengan dana yang kami miliki, yang mana hasilnya tetap lebih bagus ketimbang hasil mereka (Rossi dan Burgess) dengan dana lebih besar,” tuturnya.

Perjalanan karier Rossi bersama Ducati memang tidak berjalan mulus, atau bisa dibilang jeblok. VR46 hanya bisa sekali naik podium (P3) pada MotoGP 2011, serta dua kali finis di urutan kedua setahun berikutnya.

Penurunan prestasi di Ducati membuat Rossi memutuskan balik lagi ke Yamaha pada 2013. The Doctor gagal mengulangi pencapaian menjadi jawara dunia hingga akhirnya pensiun di 2021.

SUMBER:Detikoto