Wilayah Moskow – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengungkapkan serangan tanah Ukraina ke wilayah Kursk Rusia membatalkan kemungkinan adanya perundingan damai.
Berbicara pada konferensi pers dalam Wilayah Moskow pada Rabu (21/8), Zakharova mengecam serangan Kiev ke Kursk sebagai serangan teroris dan juga menyatakan bahwa setelahnya kebiadaban seperti itu, tidak ada ada pihak yang digunakan akan bernegosiasi dengan pemerintah negara Ukraina serupa sekali.
Zakharova menyatakan bahwa dengan melancarkan serangan tersebut, Presiden negara Ukraina Volodymyr Zelenskyy berharap dapat menguatkan posisinya, meningkatkan citranya dalam mata warga negaranya, lalu memperoleh lebih banyak berbagai pendanaan dari Barat.
Zakharova kemudian mengecam pernyataan politis Barat yang mana mengeklaim bahwa Kiev menyusun lalu melaksanakan rencana itu tanpa dukungan mereka sebagai kebohongan.
“AS, Inggris, juga negara-negara NATO (lainnya), yang digunakan pada gilirannya merupakan duet Anglo-Saxon, bukanlah cuma merupakan inspirator kemudian sponsor ideologis namun juga merupakan penembak yang dimaksud mengarahkan rezim Kiev pada sasaran-sasaran pada wilayah Federasi Rusia. Pernyataan bahwa hal ini terjadi tanpa dukungan Barat adalah kebohongan,” katanya.
Ruang udara pada melawan dua kota Rusia yakni Murmansk dan juga Apatity ditutup lantaran ancaman serangan pesawat nirawak.
Angkatan bersenjata Rusia dan juga negara Ukraina terus bentrok dalam wilayah Kursk, tempat Kiev melancarkan serangan pada 5-6 Agustus. Otoritas Rusia menyatakan 17 orang tewas lalu 140 orang terluka juga lebih banyak dari 121.000 orang dievakuasi sejak dimulainya serangan Kiev.
Zelenskyy mengklaim bahwa Kiev telah terjadi merebut 92 permukiman Rusia, juga menjelaskan tujuan operasi yang disebutkan sebagai pembentukan zona penyangga. Sedangkan Presiden Rusia Vladimir Pemimpin Rusia mengutuk serangan yang dimaksud sebagai serangan teroris.
Sumber : Anadolu