Pemimpin Wagner, Yevgeny Prigozhin secara kontroversial ikut merayakan kudeta militer Niger.
Sikap Prigozhin ini berbeda dengan banyak pemimpin dunia, maupun Rusia sendiri yang mengecam dan menyesalkan kudeta militer Niger tersebut. Sebelumnya, kudeta militer dilakukan oleh pasukan pengawal Presiden Mohamed Bazoum, yang menahannya.
Pemimpin kudeta, Jenderal Abdourahmane Tchiani pun kemudian memproklamirkan diri sebagai kepala negara
Kudeta tersebut kemudian mendapatkan dukungan penuh dati militer Niger.
Tak berapa lama, Prigozhin sendiri pada postingan di media sosial, menyalahkan situasi di Niger pada warisan kolonialisme, mengingat Niger pernah dijajah Prancis.
Ia pun menuduh negara Barat mensponsori kelompok teroris di negara itu, meski tanpa bukti.
“Apa yang terjadi di Niger telah berkembang selama bertahun-tahun,” ujarnya dikutip dari CNN, Sabtu (29/7/2023).