Prabowo Dapat Sentimen Negatif Saat Debat karena Kerap Singgung Program Makan Siang Gratis

Calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto, mendapat sentimen negatif tertinggi di media sosial (medsos) Twitter saat debat kelima Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Ini merujuk pada hasil analisis Drone Emprit terhadap kicauan warganet di Twitter ketika debat kelima berlangsung, Minggu (4/2/2024) pukul 19.00-22.00 WIB.

Sentimen negatif terhadap Prabowo mencapai 48 persen. Sementara, sentimen positif terhadap Menteri Pertahanan tersebut hanya 43 persen. “Prabowo Subianto memiliki dukungan tetapi perlu mengatasi persepsi negatif,” tulis pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi, melalui akun Twitter miliknya, @ismailfahmi, Senin (5/2/2024). Ismail telah mengizinkan Kompas.com untuk mengutip kicauannya.

Menurut Drone Emprit, ada sejumlah alasan yang menyebabkan Prabowo banyak mendulang sentimen negatif. Salah satunya, lantaran Prabowo berulang kali menyinggung program makan siang dan susu gratis ketika menjawab sejumlah pertanyaan debat.

“Kritik soal tanggapan penanganan kesehatan dengan jawaban program makan gratis,” tulis Ismail. “Soroti dan kritik penanganan stunting yang diatasi dengan program makan gratis,” lanjutnya. Prabowo juga dikritik karena banyak sependapat dengan capres nomor urut 1, Anies Baswedan.

Padahal, pada dua debat sebelumnya, Prabowo hampir selalu bertolak belakang dengan Anies. Ketua Umum Partai Gerindra itu juga mendapat sentimen negatif karena pernah menyebut orang yang memilih program internet gratis otaknya lamban. Adapun program internet gratis diusung oleh capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo.

Selain itu, sentimen negatif juga muncul karena Prabowo berencana meningkatkan jumlah Fakultas Kedokteran di Indonesia. Akan tetapi, Prabowo juga mendapat sentimen positif lantaran dinilai sebagai sosok yang paling paham dengan kondisi dalam dan luar negeri. “Prabowo tampil prima dibanding dua debat sebelumnya,” tulis Ismail.

Jika Prabowo mendapat sentimen negatif terbanyak, menurut analisis Drone Emprit, Anies mendulang sentimen positif tertinggi mencapai 86 persen. Sementara, sentimen negatif terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta itu hanya 6 persen.

Bersamaan dengan itu, Ganjar mendulang sentimen positif terbesar kedua, yakni 72 persen. Sedangkan sentimen negatif terhadap eks Gubernur Jawa Tengah itu sebesar 14 persen. Anies mendapatkan sentimen positif karena menyinggung soal bantuan sosial (bansos) plus untuk rakyat, yang bukan mewakili kepentingan pribadi. Anies juga diapresiasi karena membahas isu pelecehan seksual terhadap perempuan.

Sementara, sentimen negatif muncul karena beberapa program yang ditawarkan Anies dianggap sudah dijalankan oleh pemerintah yang sekarang. Lalu, Ganjar mendapat sentimen positif karena menyoroti soal inklusi perempuan dan kalangan disabilitas. Ganjar juga diapresiasi karena pernyataannya mengenai penanganan stunting.

Berikut perincian hasil analisis Drone Emprit terkait sentimen warganet ke tiga sosok capres saat debat kelima Pilpres 2024:

Anies Baswedan

Sentimen positif: 86 persen
Sentimen negatif: 6 persen
Sentimen netral: 8 persen
Total sebutan (mention): 160.426 (45 persen)

Prabowo Subianto

Sentimen positif: 43 persen
Sentimen negatif: 48 persen
Sentimen netral: 9 persen
Total sebutan: 100.554 (28 persen)

Ganjar Pranowo

Sentimen positif: 72 persen
Sentimen negatif: 14 persen
Sentimen netral: 14 persen
Total sebutan: 95.276 (27 persen)

Adapun debat kelima pilpres digelar pada Minggu (4/2/2024) malam di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta. Dengan peserta tiga capres, debat pamungkas ini mengangkat tema kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi.

Debat sendiri merupakan salah satu metode kampanye. Masa kampanye pemilu bakal berlangsung selama 75 hari, terhitung sejak 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024. Setelah masa kampanye, tahapan pemilu akan memasuki masa tenang selama tiga hari yakni 11-13 Februari 2024. Selanjutnya, pada 14 Februari 2024 akan digelar pemungutan suara serentak di seluruh Indonesia.

Tak hanya untuk memilih presiden dan wakil presiden, tetapi juga anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.

Sumber : Kompas.com