Pasar Otomotif Stagnan 10 Tahun, Harga EV Harus Murah

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan mobil domestik selama satu dekade atau 10 taun terakhir, mendek di level 1 juta unit. Padahal, kapasitas produksi tahunan pabrikan mobil nasional mencapai 2 juta unit.

Belum lagi para pemain baru terus bertambah dan ikut serta berkomitmen mendorong industri otomotif dengan mendirikan pabrik. Menanggapi situasi tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto mengatakan bahwa sudah seharusnya produk mobil listrik (electric vehicle/EV) di Tanah Air bisa lebih terjangkau.

Dengan begitu, daya beli masyarakat akan tumbuh yang pada akhirnya dapat menumbuhkan penjualan. “Untuk mendorong pasar. tentu pasar domestik harus kompetitif dalam sisi price. Kemudian yang kedua, fitur dari kendaraan semakin modern,” kata dia saat ditemui di Jakarta, Senin (5/2/2024).

“Salah satu kita harus mendorong EV yang harganya terjangkau bagi masyarakat,” lanjut Airlangga. Kendati tidak menjelaskan lebih jauh strategi pemerintah untuk dapat meningkatkan pasar otomotif, ia percaya bahwa EV berharga murah bisa menjadi tonggak perubahan. Kondisi tersebut serupa ketika program Kendaraan Bermotor Roda Empat Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2) atau dikenal Low Cost Green Car (LCGC) dirilis pada 2013 lalu.

Melalui program itu, penjualan mobil nasional akhirnya tembus rekor ke level 1,23 juta unit dalam satu dekade terakhir. Sementara itu, meskipun pasar nasional cenderung stagnan tapi ekspor kendaraan mengalami peningkatan.

“(Kondisi pasar stagnan) pertama kemarin karena Covid-19 sehingga mobilitas terganggu. Jadi sekarang sudah kembali tetapi ada lonjakkan dari ekspor yang sudah di atas 400.000 unit,” ujar dia. Sebelumnya, Sekertaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara menyatakan jika level segmentasi kendaraan bermotor di Indonesia yang tak berubah menjadi salah satu alasan pasar domestik mandek.

“Daya beli sebagian besar pengguna mobil berada di sekitar Rp 300 juta-Rp 400 juta ditengarai sebagai faktor membuat penjualan mobil tidak bergerak dari level 1 juta unit,” kata dia. Untuk itu, sejumlah peluang harus dimanfaatkan.

Diantaranya, pertumbuhan kelas menengah di RI, pembangunan infrastruktur, hingga rasio kepemilikan mobil di RI yang masih rendah sekitar 99 mobil per 1.000 penduduk.

Sumber : Kompas.com