Mike Tyson menjadi juara dunia termuda pada usia 20 tahun dengan mengalahkan Trevor Berbick. Sejak laga yang berlangsung pada 1986 itu, setiap pertarungan Tyson adalah sebuah ajang olahraga wajib tonton. Semua orang ingin menyaksikan petinju berjuluk ”Iron Mike” itu menghancurkan lawan-lawannya melalui ledakan tenaga pukulannya.
Namun, kini tinju tak lagi sama seperti saat masa kejayaan Tyson yang juga dijuluki ”Si Leher Beton” ini. Olahraga itu kini seakan tengah sekarat. Orang lebih banyak mendengar pertarungan di ring antara para influencer atau selebritas internet yang membuat tinju kehilangan status sebagai olahraga ”serius”. Kehadiran olahraga tarung mixed martial art yang kian populer, seperti UFC, sedikit banyak ikut berkontribusi pada penurunan popularitas tinju.
Rencana kembalinya sang legenda Mike Tyson ke atas ring melawan youtuber Jake Paul menghadirkan kembali memori kejayaan meski diragukan mampu mengembalikan pamor tinju di ajang olahraga dunia. Pertarungan Tyson yang kini berusia 57 tahun dan Paul (27) akan digelar pada 20 Juli dan akan disiarkan secara langsung melalui platform streaming Netflix.
Pertarungan akan digelar di Stadion AT&T di Arlington, Texas, kandang klub NFL, Dallas Coboys, demikian diumumkan oleh Netflix dan Most Valuable Promotions (MVP), pekan lalu. Ini adalah olahraga tarung pertama yang disiarkan oleh Netflix yang tengah masuk ke bisnis produksi siaran langsung olahraga.
Tyson dalam pernyataannya mengatakan sudah tak sabar bertarung menghadapi lawan yang 30 tahun lebih muda darinya itu. Ia menyebut Paul, influencer yang memiliki kanal Youtube dengan jumlah subscriber mencapai 20,6 juta, telah tumbuh pesat dalam kariernya sebagai petinju.
”Ia tumbuh signifikan sebagai petinju dalam beberapa tahun ini, akan menyenangkan untuk melihat tekad dan ambisi bocah itu menghadapi pengalaman dan bakat seorang GOAT (Greatest of All Times),” kata Tyson dikutip AFP.
Tyson terakhir bertarung di ring pada tahun 2020 dalam sebuah partai ekshibisi melawan Roy Jones Jr setelah pensiun dari tinju profesional pada 2005. Saat itu, Paul juga bertarung sebagai partai tambahan Tyson vs Jones.
”Sayalah yang membuatnya memulai perjalanan karier tinjunya, dan kini berencana untuk mengakhirinya,” kata Tyson.
Pertarungan ini adalah kelanjutan tren terbaru di dunia tinju dalam beberapa tahun terakhir, yaitu mempertemukan selebritas internet satu sama lain di ring atau melawan petinju terkenal, tetapi sudah pensiun atau melewati masa jayanya. Saudara Jake Paul, Logan Paul, ikut berkontribusi mengawali tren ini, bahkan pernah bertarung melawan salah satu ikon tinju, Floyd Mayweather, pada 2021.
Namun, Jake Paul kini lebih terkenal sebagai seorang petarung, dengan rekor 9-1, termasuk enam KO, meskipun kualitas lawan-lawannya diragukan. Satu-satunya kekalahan dialami saat menghadapi Tommy Fury, adik juara dunia kelas berat, Tyson Fury. Pada dua pertarungan terakhirnya, Paul mencatatkan kemenangan KO melawan dua petinju profesional, Ryan Bourland dan Andre August.
”Tujuan saya adalah menjadi juara dunia, dan saya memiliki kesempatan melawan petinju kelas berat terbaik dunia, petinju paling berbahaya sepanjang masa. Saatnya menidurkan Iron Mike,” tulis Paul di akun X.
Sementara Tyson adalah legenda tinju dan disebut-sebut sebagai petinju kelas berat terganas dalam sejarah. Ia menjadi juara dunia dari 1986 hingga 1990, memenangi gelar juara dunia pada usia 20 tahun 4 bulan 22 hari. Rekor gelar juara dunia termuda dalam sejarah ini belum terpecahkan hingga saat ini. Tyson memiliki rekor pertarungan 58 kali, 50 kemenangan, 44 di antaranya dengan KO, enam kali kalah, dua no contest.
Mengingat usia Tyson yang pada Juli atau saat pertarungan berlangsung sudah 58 tahun, belum jelas apakah akan ada aturan khusus nantinya. Detail pertarungan itu masih harus mendapat persetujuan dari Texas Department of Licensing and Regulation, lembaga yang mengatur olahraga tinju di negara bagian tersebut.
Tyson dalam unggahan di media sosialnya terlihat bugar dan tajam saat latihan, tetapi tinju adalah olahraga berbahaya dalam segala usia, apalagi bagi orang yang berusia lanjut. Komisi Atletik California mewajibkan pertarungan terakhir Tyson melawan Jones Jr sebagai ekshibisi atau bisa dikatakan sparring, bukan pertarungan tinju profesional. Laga ini berakhir dengan hasil imbang.
Meskipun mungkin banyak penggemar tinju tak sabar menyaksikan kembalinya Tyson, banyak pula yang mengkritik rencana pertarungan tersebut. Salah satunya adalah petarung legendaris UFC, Conor McGregor, yang mengaku kurang tertarik dengan pertarungan itu. Petarung yang beberapa kali disebut bakal melawan Paul itu mengirimkan pesan mendukung sekaligus khawatir dengan keselamatan Tyson.
”Saya tidak tahu. Saya tidak paham. Saya berharap terbaik untuk Mike (Tyson),” kata McGregor dikutip laman Express.
McGregor sepakat dengan petinju Anthony Joshua dan promotor Eddie Hearn, yang berbicara mengkritik pertarungan tersebut. Hearn percaya pertarungan itu akan mengecilkan legasi Tyson sebagai petinju terhebat sepanjang sejarah, terutama karena jarak usia dengan lawannya.
”Bagi saya, itu menyedihkan karena Mike Tyson adalah idola saya. Dan melihatnya bertarung di usia, 57, 58…. Namun, saya juga paham mengapa orang akan menonton laga itu,” kata Hearn. ”Ini adalah acara hiburan, Netflix, senang melihat mereka terlibat dalam tinju. Saya kira itu akan sukses. Namun, itu bukan untuk saya.”
Hearn menyebut Tyson tidak seharusnya bertarung di usianya yang sudah lanjut, melawan petinju yang awalnya lebih dikenal sebagai selebritas internet. ”Saya kira Anda tidak bertarung di usia 57 tahun. Ia adalah salah satu petinju terbaik yang pernah ada. Mengapa harus bertarung dan kalah melawan orang seperti Jake Paul? Dia tidak seharusnya melakukan itu. Namun, itulah dunia kita hidup saat ini,” ucap Hearn.
SUMBER : KOMPAS.COM