Cawapres 02 Gibran Rakabuming Raka sempat berpesan kepada warga Banyuwangi untuk menjaga suara saat Pilpres 2024. Pernyataan Gibran ini menjadi tanda tanya besar. Suara siapa yang dimaksud oleh Gibran?

Sementara, selama ini Banyuwangi dikenal sebagai basis suara dua partai yakni PDIP dan PKB. Selama dua kali pemilu sebelumnya, PDIP berhasil mengantarkan Paslon yang diusungnya mendulang kemenangan mutlak di Banyuwangi.

Pada Pilpres 2014, PDIP yang mengusung Joko Widodo-Jusuf Kalla berhasil mendulang suara 59,87% persen. Saat itu keduanya bersaing dengan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang memperoleh 40,13% suara.

Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU Banyuwangi, kala itu Jokowi-JK meraih 539.625 suara dan Prabowo-Hatta mendulang 361.727 suara dari total surat suara sah sebanyak 901.379.

Sementara pada pilpres 2019, PDIP kembali mengusung Jokowi yang dipasangkan dengan Ma’ruf Amin melawan Prabowo-Sandiaga Uno. PDIP kembali berhasil merebut kemenangan di Banyuwangi dengan mendapatkan 709.054 suara dari total surat suara sah 980.503 suara. Selisih suara mencapai 437.605, di mana Prabowo-Sandi memperoleh 271.449 suara.

Kemenangan pada Pilpres 2019 itu memberikan efek elektoral yang signifikan pada partai-partai pengusung Jokowi-Ma’ruf Amin. Rinciannya PDIP mendapatkan 12 kursi, PKB 9 kursi, Golkar 5 kursi, Nasdem 5 kursi, PPP 4 kursi dan Hanura 2 kursi di DPRD Kabupaten Banyuwangi.

Namun pada Pilpres 2024 ini, partai-partai di Bayuwangi yang mendukung Jokowi pada 2019 pecah kongsi. PDIP, Golkar, dan PKB mendukung calon yang berbeda.

Lantas, suara siapa yang ingin diamankan Gibran di Banyuwangi?

Dosen Ilmu Politik Universitas Airlangga Unair) yang juga Wakil Rektor Universitas NU Surabaya (Unusa) Kacung Marijan melihat, ajakan Gibran tersebut lebih dikonsentrasikan pada pemenangan paslon, bukan partai tertentu.

“Konsentrasinya kan paslon. Kalau pengusungnya lebih rumit karena banyak. Selain itu, Pak Gibran sendiri juga belum terikat pada partai tertentu, setelah dari PDIP,” terang Kacung Marijan kepada detikJatim, Jumat (12/1/2023).

Selain itu, kehadiran Gibran di Banyuwangi belum tentu mengubah perolehan suara PDIP. Dukungan terhadap partai dan capres, kata Kacung, bisa berbeda tidak selalu linier.

“Dukungan ke partai dan ke capres bisa jadi beda. Ada split ticket voting namanya. Beda pilihan partai dan capres, Jadi tidak selalu linier. Apalagi bupatinya dari PDIP, jadi mereka akan berusaha tetap menang,” tambah Kacung.

Namun demikian, Banyuwangi akan memberikan efek psikologis bagi konstelasi politik nasional pada pilpres kali ini.

“Banyuwangi memiliki pengaruh psikologis karena selama ini adalah basisnya PDIP,” kata Kacung.

Menurut Kacung, kali ini PDIP di Banyuwangi akan terguncang bukan hanya karena kedatangan Gibran, tapi juga akibat Jokowi Effect.

“Dugaan saya, Banyuwangi akan terguncang. Pertama, akibat Jokowi cendrung ke paslon 02, suara PDIP berpotensi pecah. Kedua, suara PKB di sana juga cukup besar,” terangnya.

“Kalau suara PDIP turun akan berimbas pada naiknya suara parpol lain. Tapi, kan PDIP juga akan berusaha keras tetap menang di sana. Hanya, parpol mana yang untung? Bisa pendukung paslon 02, bisa yang lain,” tukasnya.

Diketahui, cawapres 02 Gibran Rakabuming Raka melakukan kampanye di Banyuwangi, Rabu (10/1). Di sana, Gibran meminta warga menjaga suara untuk 14 Februari 2024.

“Terima kasih sambutannya, warga Banyuwangi luar biasa sekali,” kata Gibran mengawali sambutannya usai senam pagi bersama ratusan warga Banyuwangi.

“Saya minta bapak ibu warga Banyuwangi sampai nanti tanggal 14 Februari saya minta tolong, titip, untuk menjaga suara yang ada di Banyuwangi ini,” imbuh Gibran.

Dalam kesempatan ini, Gibran juga berpesan agar warga tak membalas fitnah yang ditujukan pada Paslon 02 Prabowo-Gibran.

“Saya titip pesan juga, jika ada fitnah atau nyinyiran atau berita-berita yang negatif, tidak perlu dibalas. Tidak perlu fitnah dibalas dengan fitnah,” pesan Gibran.

SUMBER:DETIKJATIM