Ganjar Pranowo: Harus Melek akan Pemahaman dan Potensi Hak Difabel serta ODGJ

JOKERBOLA– Ganjar Pranowo,calon presiden, berkomitmen untuk memperhatikan hak-hak individu yang memiliki disabilitas dan gangguan mental.

Janji ini diungkapkannya saat menghadiri acara “Dialog Terbuka Capres-Cawapres” di Universitas Muhammadiyah Jakarta belum lama ini. Mahfud MD, pasangan cawapresnya, turut hadir bersama Ganjar dalam kesempatan tersebut.

Ganjar menyoroti data terbaru yang menunjukkan sekiranya ada 3,3 juta individu di bawah usia 60 tahun dengan disabilitas. Politikus dari PDI Perjuangan menekankan perlunya jaminan kesehatan dan sistem kesehatan terpadu bagi orang-orang dengan disabilitas.

Ganjar menceritakan pengalaman ketika di rumahnya ada penyandang disabilitas yang datang menggunakan kursi roda dan tidak bisa naik sendiri, sehingga mereka membantu untuk dibopong. Dia mengatakan bahwa orang tersebut menyampaikan keinginannya untuk mandiri.

“Pernah menerima kritikan di rumahnya ketika ada penyandang disabilitas yang datang dan menggunakan kursi roda. Saat hendak membantu, orang tersebut menyatakan keinginannya untuk mandiri,” cerita Ganjar.

Ganjar menyoroti momen itu sebagai suatu titik penting yang membuatnya sadar akan pentingnya memberikan perhatian lebih pada hak-hak difabel. Lebih dari itu, Ganjar juga menekankan bahwa hak-hak ODGJ, termasuk hak untuk sembuh, harus diperhatikan dengan serius.

Difabel memiliki akses yang sama terhadap layanan, peluang, dan hak yang dimiliki oleh individu lain dalam masyarakat. Ini membantu menciptakan lingkungan yang lebih adil dan setara bagi semua.

Dengan memberikan perhatian pada hak-hak difabel, masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang mendukung untuk mereka, membantu meningkatkan kualitas hidup dan memfasilitasi partisipasi mereka dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya.

Begitu pula untuk Hak-Hak ODGJ, hak untuk mendapatkan perawatan kesehatan adalah bagian dari hak asasi manusia yang mendasar. Memastikan hak tersebut diperhatikan dengan serius mencerminkan komitmen terhadap kesetaraan dan keadilan bagi semua individu, termasuk ODGJ.

Dia juga menggarisbawahi perlunya perhatian terhadap kesehatan mental anak muda saat ini menurut pandangannya. Kemudian, Ganjar membagikan cerita tentang pertemuannya dengan seseorang yang memiliki kebutuhan khusus di Banyumas, Jawa Tengah.

Seorang pria berusia 55 tahun yang pernah menjabat sebagai Gubernur Jateng itu menjelaskan bahwa orang dengan kebutuhan khusus juga memiliki kemampuan untuk pulih.

“Di Banyumas, saya merasa tersentuh melihat keadaannya (ODGJ), terbelenggu, kakinya terikat, maaf, dalam keadaan telanjang. Kami mendatanginya, mengobrol santai, dan setelah itu membawanya ke rumah sakit di Klaten pada waktu itu,” ujar Ganjar.

“Kuasa Allah SWT, dia sembuh! Sekarang, dia bekerja seperti orang lain,” serunya.

Ganjar menekankan perlunya Indonesia memperkuat lembaga-lembaga yang menjaga hak asasi manusia serta meningkatkan pemahaman yang lebih baik mengenai hak asasi manusia. Dia juga mencatat bahwa indeks hukum dan hak asasi manusia Indonesia dalam periode 2017-2022 masih berada di level 6,2 dari skala 10.

“Perlu adanya penguatan pada lembaga HAM sekaligus pemanfaatan berbagai kegiatan sebagai cara untuk meningkatkan pemahaman kita akan HAM,” pungkas Ganjar.

Sumber: OKEhealth