Bakal calon presiden Anies Baswedan menjawab tudingan dirinya melakukan politisasi agama dan politik identitas pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Anies mengakui ada politik identitas saat itu. Namun, ia menyebut hal itu dilakukan pendukung, bukan para calon. Dia pun mengklaim pendukung calon yang menjadi rivalnya di Pilkada DKI kala itu pun mengangkat isu identitas.
“Antarpendukung, pendukung Pak Basuki (Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok) mengangkat isu identitas, pendukung Anies, pendukung Pak AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) mengangkat isu identitas. Antarpendukung itu terjadi,” kata Anies dalam program Kick Kontroversi yang dikutip dari siaran daring di kanal YouTube Metro TV, Kamis (19/10).
Anies mengatakan tiga pasangan kandidat saat itu tak menggunakan politisasi agama dan identitas. Mereka juga sama-sama menawarkan agenda perubahan.
Dia mencontohkan pasangan Anies-Sandiaga Uno yang mengangkat empat fokus. Agenda-agenda tersebut adalah biaya hidup, lapangan pekerjaan, kesehatan, dan pendidikan.
“Kita ingin tetap fokus kepada tema itu. Ini juga yang akan kita teruskan ketika di tingkat nasional,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar alias Cak Imin membela Anies dari tudingan politisasi agama. Dia menyebut Anies telah membantah tudingan itu melalui kerja selama lima tahun di Jakarta.
“Mas Anies lima tahun memimpin Jakarta kita semua lihat harmoni terjadi, hubungan antaragama baik-baik, kemudian dinamika politik sehat,” ucap Cak Imin.
Ketua Umum PKB itu lalu menambahkan, “Jangan-jangan yang mengelola politik identitas itu justru adalah apa yang ingin menikmati kehangatan di social media saja. Fakta di lapangan tidak terjadi.”
Sebelumnya, Anies lekat dengan anggapan memolitisasi agama dan identitas pada Pilkada DKI 2017. Hal itu terjadi karena ia mendapat dukungan dari sejumlah kelompok agama dan memenangkan kontestasi itu.
Saat itu, Anies menumbangkan petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Ahok sempat menjadi sasaran kritik kelompok-kelompok Islam karena kasus penistaan agama. Kelompok-kelompok itu akhirnya mengarahkan dukungan ke Anies-Sandi.
Isu tersebut kembali diungkit setelah Anies menjadi bakal capres. PDIP, partai yang dahulu mengusung Ahok, beberapa kali menyinggung sosok yang memainkan politik identitas.
“Kepemimpinan yang dibangun PDIP adalah kultur kepemimpinan yang berakar ke bawah bukan berakar ke elite, apalagi berakar pada politik identitas, itu bukan PDIP,” kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (22/5).
SUMBER:CNN