“Bukan saja Wilda, termasuk si Wulan [Agustin Wulandhari], padahal dua orang itu adalah middle blocker kita yang saat ini pelapisnya kami belum punya. Di sisi tosser kami punya [pelapisnya], di open spike kami punya. Di open spike tempatnya Mega [Megawati Hangestri Pertiwi] ada lah, walaupun kualitasnya tidak sebaik Mega,” ucap Loudry di Gedung Tribrata, Jakarta, Selasa (15/8).
“Nah yang paling repot adalah di posisi middle blocker, dengan mundurnya Wilda, resmi atau tidak resmi tapi dengan mundurnya Wulan itu tentu akan membuat kami kesulitan mencari pengantinya. Ada pengantinya stok banyak, tapi masalah kualitas, masalah jam terbang, pengalaman itu yang belum setara dengan mereka berdua,” ucap Loudry.
Maka itu, menurut Loudry, PBVSI kini harus bergerak cepat mempersiapkan pengganti untuk kedua pemain senior di Timnas Voli Putri Indonesia tersebut.
“Kalau terkait calon kemudian di Wilda sama Wulan itu, ya kira-kira potensi buat bisa ke situ ada nggak. Kalau nyebut nama banyak. Tapi itu tadi, sekualitas dengan dia, perlu teknik. Pertama, belum ada yang setara dengan itu. Kalau itu sudah terpenuhi, jam terbang. Jadi memang kita untuk posisi middle blocker, kita akan pasti ketinggalan,” ucap Loudry.
“Karena dua-duanya loh, Wilda sama Wulan. Ya memang kita juga tidak boleh berharap sama mereka dua. Dengan adanya mereka pergi, mau enggak mau kita harus speed up bagaimana middle blocker itu. Karena tidak ada middle blocker setinggi mereka. Itu yang sudah hambatan. Jadi kita cari, kalaupun ada, makan waktu lagi,” kata Loudry menambahkan.
Wilda dan Wulan saat ini tercatat menjadi dua pemain paling senior di Timnas Voli Putri Indonesia. Wilda yang menjabat kapten Timnas Voli Putri Indonesia itu kini berusia 28 tahun, sedangkan Wulan berusia 32 tahun