Setidaknya tiga orang dilaporkan tewas dalam hujan deras dan banjir yang melanda Slovenia pada Jumat (4/8) waktu setempat.
Satu di antaranya merupakan seorang perempuan yang tinggal di Kota Kamnik, di mana banjir memblokir jalan-jalan di wilayah tersebut. Sementara dua kasus kematian lainnya terjadi pada dua warga negara Belanda di kawasan pegunungan dekat Kota Kranj.
“Kematian di Kamnik diduga disebabkan oleh banjir, sedangkan kematian di kawasan pegunungan Kota Kranj disebabkan oleh sambaran petir,” ujar perwakilan pihak kepolisian Slovenia Maja Adlesic Ciperle, melansir Associated Press.
Sejumlah foto yang tersebar di media lokal memperlihatkan mobil-mobil yang terendam, jalanan retak, jembatan putus, dan desa-desa yang terendam banjir.
Badan lingkungan Slovenia menaikkan peringatan cuaca ke level tertinggi setelah curah hujan selama sebulan turun dalam waktu 24 jam di bagian utara, barat laut, dan tengah di negara kecil Eropa itu.
Saat hujan terus turun pada Jumat, pihak berwenang mengingatkan potensi adanya lebih banyak banjir di daerah lain karena sungai terpantau meluap dengan cepat.
“Kami sudah bisa mengatakan bahwa ini adalah rekor banjir [yang pernah dialami Slovenia],” ujar Perdana Menteri Slovenia Robert Golob dalam sebuah konferensi pers. Banjir yang terjadi pada Jumat kemarin disebut sebagai banjir terparah sejak Slovenia merdeka pada 1991 silam.
“Skalanya adalah bencana besar. Saya meminta semua orang untuk tinggal di rumah, kecuali benar-benar perlu untuk keluar rumah,” ujar Golob.
Banjir terjadi di sejumlah wilayah. Di Celje, pihak berwenang setempat memerintahkan evakuasi sekitar 4 ribu orang karena meluapnya Sungai Savinja. Di Kota Ljubno, sungai yang sama menyapu rumah-rumah dan memicu longsor.
Wilayah Koroska di utara Slovenia, yang berbatasan dengan Austria, terkena dampak yang paling parah. Sejumlah jembatan putus dan jalanan hancur. Pasokan air pun terputus di beberapa daerah.